Iki Palek, Tradisi Kematian pada Suku Dani yang Dianggap Ekstrim Filosofi jemari pada Suku Dani adalah kekuatan dan persatuan. (Unsplash/Nsey Benajah)

KEMATIAN yang menjadi bagian dari kehidupan memunculkan rasa kesedihan yang mendalam. Dalam berbagai tradisi pada suku-suku bangsa di Indonesia diungkapkan dengan berbagai bentuk.

Suku Dani yang berada di Papua memiliki pula cara mengungkapkan kesedihannya itu. Bahkan mengungkapkan kesedihan pada suku Dani kemudian dianggap ekstrim pada zaman sekarang.

Baca Juga:

Upacara Kematian Pangulu Suku di Nagari Taluk

dani
Ruas jemari yang dpotong menunjukan jumlah keluarga yang meninggal. (archipelagos.id)

Dilansir dari Good News From Indonesia, suku Dani kemudian banyak menarik perhatian para pakar untuk melakukan penelitian sejak tahun 1900-1940. Salah satu yang menjadi penelitian para pakar adalah mengungkapkan kesedihan karena kematian salah satu anggota keluarganya yang menjadi tradisi ada dalam suku ini.

Tradisi itu dikenal dengan istilah Iki Palek jelas yang dianggap ekstrem. Tradisi ini dianggap ekstrim karena orang yang bersedih akan memotong salah satu ruas jarinya sebagai bagian dari mengungkapkan kesedihannya. Bagi orang yang melakukan tradisi itu sebagai ungkapan rasa kesedihan dan kehilangan anggota keluarga atau orang dicintai. Begitu menyakitkan sampai rela memotong salah satu ruas jarinya.

Bagi Suku Dani, keluarga adalah segala-galanya dan inti dari kehidupan. Karena itulah kemudian untuk menghormati, mengungkapkan kesetiaan, dan ikut merasakan kesedihan ketika ditinggal pergi, tradisi pemotongan jari ini pun dilakukan.

Jadi ketika melihat jari pada warga Suku Dani, kamu bisa mengetahui jumlah anggota keluarga yang telah meninggal. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh perempuan. Sementara laki-laki menunjukkan kesedihannya dengan memotong kulit telinga.

Yang menjadi pertanyaan mengapa jari yang dikorbankan? Suku Dani menganggap jari sebagai simbol harmoni, persatuan dan kekuatan. Jari juga dianggap memiliki kesatuan dan kekuatan dalam meringankan pekerjaan. Kemudian jari jemari dianggap pula dapat bekerja sama untuk membuat tangan berfungsi. Jadi ketika kehilangan salah satunya tentu akan mengurangi kebersamaan dan kekuatannya.

Baca Juga:

Passiliran Tradisi Pemakaman Bayi dalam Batang Pohon Desa Kambira, Toraja

jari
Jemari melambangkan hidup bersama satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, sejarah, bangsa, dan asal-usul. (Unsplash/Tony Sebastian)

Ini menjadi alasan mengapa kemudian anggota Suku Dani memotong salah satu ruas jemarinya. Jemari melambangkan hidup bersama satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, sejarah, bangsa, dan asal-usul. Sepertinya mereka menganggap bahwa jari adalah anggota tubuh yang tepat untuk mengungkapkan rasa kehilangan.

Prosesinya lebih baik tidak dilihat karena ekstrim. Tradisi ini dilakukan dengan para perempuan yasng bersedih itu melilit jarinya dengan benang sampai aliran darah berhenti dan mati rasa. Baru kemudian memotongnya. Entah dengan cara digigit sampai putus atau menggunakan alat seperti kapak dan pisau. Setelahnya, luka dibalut dengan daun dan mengering setelah satu bulan.

Pemotongan ruas jari itu harus mengikuti aturan yang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Pertama harus membaca mantra sebelum melakukan pemotongan jari. Jika yang meninggal adalah orang tua maka dua ruas jari yang dipotong. Sementara untuk sanak saudara hanya satu saja.

Meskipun sangat mengerikan, inilah bentuk hormat dan cinta akan saudara yang sudah meninggal. Pada zaman sekarang tradisi ini sudah jarang dilakukan. Namun, perempuan-perempuan dengan jari tak utuh masih bisa ditemukan di sana. Sebagai lambang dari ksedihan terdalam mereka bagi anggota keluarga tercinta yang sudah tiada. (*)

Baca Juga:

Ritual Tiwah, Prosesi Pemakaman pada Suku Dayak Ngaju

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Kembalinya Wisata Kereta Sepur Klutuk Jaladara
Travel
Kembalinya Wisata Kereta Sepur Klutuk Jaladara

Sepur Klutuk Jaladara kembali beroperasi pada 16 Oktober 2021.

3 Ide Cerdas Bikin Pisang Lemas Naik Kelas
Kuliner
3 Ide Cerdas Bikin Pisang Lemas Naik Kelas

Sayang sekali rasanya membuang begitu saja buah pisang yang keliwat matang.

Liburan Seru, Yuk Main ke Kampung Keramik Kiaracondong Bandung
Travel
Liburan Seru, Yuk Main ke Kampung Keramik Kiaracondong Bandung

Kampung Keramik siap memberikan pengalaman berlibur yang tak terlupakan.

Namanya Gantikan Jalan Senen Raya, Kenal Lebih Dalam Sosok Bang Pi`ie
Indonesiaku
Namanya Gantikan Jalan Senen Raya, Kenal Lebih Dalam Sosok Bang Pi`ie

Lantas, siapa dan apa hubungannya dengan daerah Senen?

Tak Asal Sembelih, Ini Kisah Tukang Jagal Profesional
Tradisi
Tak Asal Sembelih, Ini Kisah Tukang Jagal Profesional

Bagi sebagian besar orang, menyembelih hewan ternak mungkin urusan sepele.

Revalitasi Situ Gede untuk Konservasi
Travel
Revalitasi Situ Gede untuk Konservasi

Situ Gede memberikan pendapatan dan kemajuan ekonomi Tasikmalaya.

Berkuah Rempah, Lezatnya Kuliner Pindang Gunung Pangandaran
Kuliner
Berkuah Rempah, Lezatnya Kuliner Pindang Gunung Pangandaran

Festival ini menggaungkan kuliner khas Pangandaran, Pindang Gunung

Sambal Gami Bikin Ketagihan
Kuliner
Sambal Gami Bikin Ketagihan

memasak sambal secara langsung di atas cobek yang terbuat dari tanah liat.

Jatkarma Samskara, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi dalam Budaya Hindu Bali
Tradisi
Moloku Kie Raha, Provinsi Maluku Utara terbentuk dari Kesultanan Empat Gunung
Travel
Moloku Kie Raha, Provinsi Maluku Utara terbentuk dari Kesultanan Empat Gunung

Provinsi Maluku Utara terkenal juga dengan sebutan Moloku Kie Raha.