Ide JHL Group Berikan Penghargaan 'Pahlawan Kemanusiaan' untuk Nakes Dinilai Bentuk Perhatian

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 22 September 2020
Ide JHL Group Berikan Penghargaan 'Pahlawan Kemanusiaan' untuk Nakes Dinilai Bentuk Perhatian
Petugas kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) di RS PHC Surabaya. (ANTARA Jatim/ Hanif Nashrullah)

MerahPutih.com - Ide pengusaha Jerry Hermawan Lo (JHL) soal pemberian gelar Pahlawan Kemanusiaan bagi tenaga medis yang meninggal saat menangani COVID-19 menuai apresiasi.

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai hal itu sesuai dengan, dalam Kepres No 11 Tahun 2020 tentang Kedaruratan Kesehatan dan Kepres No 12 Tentang COVID-19 sebagai bencana non alam

Baca Juga

Komisi IX DPR Setuju Usulan JHL Group Nakes Diberi Penghargaan Pahlawan Kemanusiaan

"Memang tepat diberi penghargaan nakes yang meninggal saat menangani pandemi;" jelas Trubus kepada MerahPutih.com di Jakarta, Senin (20/9).

Trubus melanjutkan, tenaga kesehatan yang berpulang perlu mendapatkan perhatian lebih salah satunya tunjangan hidup bagi keluarga ditinggalkan.

"Keluarganya harus dikasih tunjangan dan jaminan hari tua. Harus ditempatkan pada tataran seperti tunjangan rumah dan beasiswa. Karena banyak dokter yang meninggal anaknya yang masih kecil," ungkap pengajar di Universitas Trisakti ini

Ia menambahkan, selama ini perhatian pemerintah tergolong minim karena hanya memberikan tunjangan uang bagi keluarganya saja. Trubus juga nengajak kelompok usaha di bidang farmasi untuk memberikan apresiasi kepada dokter yang berpulang.

"Karena mereka yang meninggal hanya dikasih uang saja. Padahal ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Perusahaan farmasi untungnya besar. Karena dokter ini kan ujung tombak ini, juga perlu memberi perhatian," harap Trubus.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga 13 September 2020, sudah ada 115 dokter meninggal terpapar COVID-19.

Puluhan perawat yang juga bertumbangan. Banyaknya tenaga medis yang berguguran, membuat pengusaha sekaligus Founder JHL Group Jerry Hermawan Lo prihatin. Dia mengaku merasa terpukul ketika mendengar kabar dokter-dokter dan tenaga medis bertumbangan hari demi hari.

“Saya sangat sedih mereka gugur dalam menjalani tugasnya di tengah pandemi,” kata Jerry.

Dua orang tenaga kesehatan memeriksa mobil ambulans yang akan masuk ke Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.
Dua orang tenaga kesehatan memeriksa mobil ambulans yang akan masuk ke Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.

Nah, yang membuat Jerry semakin bersedih adalah ketika mendengar kabar para tenaga medis yang diusir dari rumah kos atau kontrakannya. Tenaga medis itu diusir lantaran pemilik kontrakan atau warga sekitar khawatir akan tepapar.

“Padahal mereka (dokter dan perawat) sudah berjuang sepenuh hati,” ujarnya.

Karena itu, Jerry mengusulkan ke pemerintah untuk memperbanyak tempat tinggal yang layak sesuai dengan protokol Covid-19 bagi para tenaga medis yang membutuhkannya.

“Itu (tempat tinggal layak) sangat penting untuk mereka,” ujarnya.

Memang, seharusnya tenaga medis untuk sementara tidak serumah dengan keluarga. Apalagi belakangan ada kluster keluarga. “Jadi terkadang hal sepele, bisa berakibat fatal,” tandas Jerry.

Tingginya jumlah tenaga medis yang terpapar juga disebabkan kurangnya alat pelindung diri (APD) untuk mereka. Dalam persoalan ini, Jerry tak berdiam diri.

Dia ikut membantu pemerintah memberikan ribuan alat pelindung diri kepada para medis melalui posko Merah Putih Kasih Fondation (MPKF) Peduli.

“Kami harus memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada para medis. Terutama bagi mereka yang gugur,” ujar pengusaha Tangerang yang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi ini.

Bahkan, Jerry mengusulkan kepada pemerintah untuk menganugerahi piagam atau tanda penghargaan “Pahlawan Kemanusiaan” kepada para dokter dan tenaga medis.

“Piagam penghargaan ‘Pahlawan Kemanusiaan’ ini harus diberikan kepada dokter dan tenaga medis yang gugur maupun yang sampai sekarang masih bertugas dan berjuang dengan tulus. Jasa mereka semua sangat besar untuk kemanusiaan,” imbuhnya.

Memang itu piagam itu bisa jadi sebuah kertas belaka, tapi kata Jerry, itu akan membuat tenaga medis merasa sangat dihargai dan dicintai oleh masyarakat dan khususnya oleh pemerintah. Bahkan, piagam tersebut bisa menjadi tanda kebanggan untuk keluarga hingga anak cucu para tenaga medis.

“Jika nanti pandemi ini sudah berakhir, harus ada monumen yang mencatatkan nama-nama dokter dan tenaga yang gugur. Jasa-jasa mereka harus kita diingat selamanya. Sampai anak cucu kita!” kata Jerry dengan suara bergetar.

Baca Juga

JHL Group Usulkan Tenaga Medis Tangani COVID-19 Dianugerahi Piagam “Pahlawan Kemanusiaan”

Namun balik lagi, Jerry mengatakan, semua keputusan ada di tangan pemerintah. Masyarakat hanya bisa memberi masukan, saran, dan mentaati aturan yang ada.

“Ini semua demi kebaikan diri sendiri dan bangsa,” tutupnya. (Knu)

#Jerry Hermawan Lo #Tenaga Medis
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan