MerahPutih.com - Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) siap memenuhi kebutuhan apoteker bagi Kimia Farma Apotek (KFA) untuk praktik di peak hour atau jam-jam puncak.
Komitmen tersebut diwujudkan dalam perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak di sela pelaksanaan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IAI di hotel Grand Mercure Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca Juga
Ketua Umum PP IAI, Noffendri Roestam mengatakan, mengatakan ada dua hal yang dikerja samakan antara IAI dengan KFA. Kerja sama itu berupa penyediaan apoteker untuk berpraktek di jam-jam puncak di apotek Kimia Farma dan terkait jenjang karir apoteker.
"Terkait penyediaan apoteker saat jam-jam sibuk di KFA, kami sudah berkoordinasi dengan IYPG (Indonesian Young Pharmacist Group) untuk mengontak anggotanya yang bersedia berpraktik di apotek tertentu di jam-jam puncak," kata Noffendri, Jumat (1/9).
Dia menyebut di outlet-outlet tertentu, pada jam puncak layanan, dibutuhkan kecepatan dan optimalisasi pelayanan. Hal tersebut ternyata seringkali tidak bisa dipenuhi oleh apoteker internal.
Dia menjelaskan IYPG adalah organ di bawah IAI yang beranggotakan apoteker muda berusia di bawah 35 tahun. Nantinya para apoteker muda ini terlebih dulu akan mendapat pelatihan dari IAI, agar dapat melayani kebutuhan pasien saat berpraktek di KFA.
Baca Juga
"Saya meminta IYPG, karena biasanya anak-anak muda ini lebih lincah ketika harus melakukan pelayanan kefarmasian di beberapa tempat berbeda," papar dia
Berkaitan dengan jenjang karir, kata dia, apoteker atau apoteker advance practice yang diadopsi dan diadaptasi dari program FIP (The International Pharmaceutical Federation).
"Saat ini IAI tengah menyiapkan jenjang karir apoteker yakni dimulai dari apoteker pratama, madya dan utama," katanya.
Direktur Utama KFA, Agus Chandra mengatakan, IAI memberikan solusi bagi Kimia Farma Apotek yang membutuhkan bantuan tenaga apoteker di saat peak hours.
"Saat ini Kimia Farma Apotek memiliki 12.000 tenaga kerja, 9.000 diantaranya tenaga kerja kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian," kata Agus.
Menurutnya, jumlah itu ternyata masih kurang, sehingga pihaknya membutuhkan bantuan IAI untuk menyediakan apoteker di jam-jam puncak.Para apoteker ini, lanjutnya, akan membantu melayani masyarakat memberi informasi pemakaian obat yang baik dan benar.
"Kami sangat senang didukung dari sisi keilmuan, di sisi lain, kami juga senang bisa membantu IAI dalam leveling apoteker yang sedang dirintis IAI melalui Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah).
Baca Juga
Produk Tembakau Alternatif Konon dapat Kurangi Prevalensi Perokok