SMARTPHONE Honor mengumumkan ponsel pertamanya setelah berpisah dengan perusahaan induknya Huawei pada November 2020.
Dilansir dari Antara, Sabtu (23/1), Honor memperkenalkan View40, atau yang dikenal dengan V40 di seluruh dunia. Ponsel ini mengusung layar OLED 6,72 inci dengan refresh rate 120Hz dan ditenagai chip prosesor MediaTek Dimensity 1000 Plus.
Baca juga:
Bangkit dari Mati Suri, Blackberry akan Kembali dengan Smartphone 5G
V40 dibekali kamera dengan lensa utama 50MP, serta baterai berkapasitas 4.000mAh yang dilengkapi teknologi pengisian daya 66W dan pengisian nirkabel 50W.
Dalam peluncuran ponsel terbarunya itu, CEO Honor, George Zhao mengatakan saat ini memiliki kesepakatan tersendiri dengan sejumlah perusahaan teknologi seperti AMD, MediaTek, Micron Technology, Microsoft, Samsung, SK Hynix dan Sony.

"Lima bulan terakhir merupakan waktu yang sangat sulit tetapi berarti bagi Honor. Kami merasakan beban harapan dari mitra industri dan konsumen," ujar Zhao, dikutip dari Reuters. Salah seorang sumber mengatakan pemasok kini dapat memasok komponen, karena Honor telah menjadi entitas terpisah dengan Huawei.
Menurut Zhao, selama berada di bawah Huawei, Honor berfokus memproduksi ponsel ramah kantong. Namun, saat ini Honor ingin memperluas lini ke pasar smartphone tingkat menengah dan atas, serta berekspansi penjualan ke luar negeri.
Baca juga:
Honor V40 dijual di Tiongkok dengan harga 3.599 yuan (Rp7,8 juta) untuk tipe dengan RAM 8GB, dan 3.999 yuan (Rp8,7 juta) untuk model dengan RAM 128GB.
"Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah Huawei yang dilahirkan kembali sehingga pelanggan dapat mempercayai mereka untuk memiliki kualitas yang sama dengan yang diinginkan Huawei," kata VP Mobility perusahan riset pasar Canalys, Nicole Peng.

Honor mengirim sekitar 13,3 juta ponsel pada kuartal ketiga tahun lalu, seperempat lebih banyak dari total pengiriman Huawei, demikian menurut Canalys. Zhao mengatakan sekitar 8.000 staf Honor telah dipindahkan dari kantor Huawei ke kantor pusat baru yang berada di selatan kota Shenzhen. 50 persen di antaranya terlibat dalam riset dan pengembangan ponsel Honor.
Pembatasan perdagangan AS yang ketat telah mencekik akses Huawei ke perusahaan teknologi chip di AS, dan merusak bisnis ponselnya. AS menuding peralatan telekomunikasi Huawei dapat menimbulkan risiko keamanan. Huawei pun telah membantah tuduhan tersebut. (kna)
Baca juga:
Samsung Rilis Galaxy Note 20 dan Note 20 Ultra, Intip Spesifikasinya