[Hoaks atau Fakta]: Tiongkok Miliki Semua Data Intelijen Indonesia
MerahPutih.com - Akun Twitter PAGUT IRUT (@IrutPagut) mengunggah cuitan narasi disertai dengan hasil tangkapan layar yang menyebutkan Marsma TNI Suryo Margono yang telah dilantik sebagai Direktur Badan Intelijen Strategis (BAIS) memiliki nama lain, yaitu Chen Ke Cheng atau Chin kho Syin.
Selain itu, terdapat klaim bahwa pelantikan tersebut menyebabkan data inteligen negara sudah ada di tangan China.
Baca Juga:
Pengamat Intelijen Sebut Aksi Teror Lone Wolf Berbahaya dan Sulit Terdeteksi
“SEMUA RAHASIA STRATEGIS DATA INTELIGEN NEGARA SUDAH ADA DI CHINA.”
Narasi dalam foto:
"Pekenalkan, telah dilantik di istana, Marsekal Pertama TNI Margono alias Chen Ke Cheng alias Chin kho Syin. Dia menjabat sebagai Direktur di Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Ini artinya segala rahasia TNI Tlh diserahkan padanya oleh rezim. Mau dibawa kemana negeri ini ???
Kita siap2 Jihad Fi Sabillah !!!”
https://archive.vn/VkUZW
FAKTA
Berdasarkan hasil penelusuran Mafindo, cuitan tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Melalui akun Twitter resmi TNI Angkatan Udara (@_TNIAU), pihaknya mengonfirmasi bahwa menjadi prajurit TNI tidak memandang SARA.
Yang terpenting adalah berkewarganegaraan Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki jiwa nasionalisme, dan siap berjuang untuk keutuhan dan kedaulatan NKRI. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh Marsma TNI Suryo Margono. Marsma TNI Suryo Margono adalah WNI kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat pada 5 Desember 1962.
Ia merupakan lulusan Akabri Udara pada 1987 dan sempat menjabat sebagai Atase Pertahanan di KBRI Beijing.
FAKTA
Dari berbagai fakta yang telah dijabarkan, unggahan akun Twitter PAGUT IRUT (@IrutPagut) dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.
Sebagai tambahan, informasi serupa juga pernah dibahas oleh Turn Back Hoax dalam artikel berjudul “[SALAH] Hoaks Kewarganegaraan Marsma TNI Suryo Margono” yang terbit pada 28 Agustus 2019. (Knu)
Baca Juga:
Pengamat Intelijen Ungkap Ada yang Bermain Api Saat Pandemi COVID-19