DI masa new normal, ada berbagai kebiasaan sehat yang harus dilakukan untuk memproteksi diri dari virus COVID-19. Pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun dilakukan sebelum masuk ke gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Thermo gun merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh dan meminimalisir penyebaran COVID-29. Belakangan, beredar bahwa alat tersebut berpotensi merusak sel-sel otak dan retina manusia karena mengandung radioaktif. Apakah itu benar?
Baca Juga:

Ada dua jenis thermogun yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia yakni thermogun medis dan thermogun industri. Thermogun medis, dilengkapi dengan sensor inframerah yang bisa mengukur suhu seseorang dengan cepat tanpa melakukan kontak dekat. Dengan komponen tersebut, thermogun jenis ini tidak membahayakan dan tidak merusak sel otak.
FAKTA
“Thermometer ini tidak menggunakan sinar laser, radioaktif semacam X-ray. Alat ini hanya menggunakan infrared. Berbagai informasi mengatakan thermal gun merusak otak ini adalah statement yang salah,” urai Juru Bicara Penanganan COVID-19 dr. Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu.
Thermometer gun bekerja secara pasif dan hanya mengukur permukaan tubuh saja seperti dahi. Tubuh manusialah yang memancarkan radiasi inframerah kemudian diserap oleh thermometer gun. Lalu suhu tubuh diinterpretasikan dalam bentuk nilai numerik yang tampil pada layar.
Agar tidak salah, dalam membaca angka numerik, penggunaan thermometer gun medis harus benar. Thermometer gun inframerah harus dikalibrasi dan disertifikasi untuk menetapkan fungsionalitas, keakuratan, serta meminimalkan kesalahan diagnosis saat skrining.
Baca Juga:

Sementara itu, thermometer gun industri dapat mengukur panas yang sangat tinggi dengan menggunakan sinar laser. Thermometer gun jenis ini, biasanya digunakan untuk keperluan industri dan lingkungan. Bukan diperuntukkan bagi suhu tubuh manusia.
Kendati sama-sama digunakan untuk mengukur suhu, kedua jenis alat ini memiliki tingkat jangkauan yang berbeda. Thermometer gun klinik dapat membaca suhu antara 32 hingga 42,5 derajat Celcius. Sementara thermometer gun industri membaca suhu mulai dari -50 hingga +380 derajat Celcius.
KESIMPULAN
"Hingga kini belum ada laporan penggunaan thermogun infrared yang dapat merusak sel otak", tegas pria yang akrab disapa Yuri tersebut. Yuri menekankan agar masyarakat jangan terpengaruh terhadap isu bahwa thermometer gun berisi pancaran radioaktif yang dapat merusak struktur otak manusia.
“Mari kita sikapi semua persoalan yang ada dengan baik, agar setiap orang menyampaikan informasi dengan bijak dan benar, sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat ,” ucapnya. (avia)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA] : Sindikat Penipuan Paramedis, Alat Tes Suhu di Kening Jadi Proyek saat Pandemi