[HOAKS atau FAKTA]: Berbicara Bisa Tularkan COVID-19

Muchammad YaniMuchammad Yani - Rabu, 27 Mei 2020
[HOAKS atau FAKTA]: Berbicara Bisa Tularkan COVID-19
Ilustrasi virus corona (Foto: Pixabay/_freakwave_)

VIRUS corona baru atau COVID-19 menyebar melalui tetesan air liur atau droplet dari orang yang terinfeksi saat mereka batuk, bersin atau berbicara. Dari ketiganya, berbicara tampak tidak terlalu mencurigakan, sehingga kita tak tahu apakah lawan bicara kita sedang sakit atau tidak.

Dilansir dari Antaranews.com, peneliti dari National Institutes of Health dan Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dalam jurnal New England Journal of Medicine mengatakan jika droplet memiliki variasi ukuran.

Baca juga:

Mal di Jakarta Kembali Dibuka, Ini Tips Supaya Kamu Tetap Aman Berbelanja

Droplet yang lebih besar akan menimbulkan risiko lebih kecil Itu karena droplet akan cepat jatuh ke tanah. Sementara droplet dengan ukuran lebih kecil mengalami dehidrasi dan mampu bertahan di udara seperti airosol.

"(Droplet kecil) ini memperluas jangkauan spasial partikel menular yang dipancarkan," kata para penulis.

COVID-19 bisa menyebar lewat droplet (Foto: Pixabay/coyot)
COVID-19 bisa menyebar lewat droplet (Foto: Pixabay/coyot)

Namun penelitian tak secara khusus melacak seberapa jauh tetesan droplet ketika berbicara bergerak. Hanya saja peneliti menunjukan ada banyak droplet yang dihasilkan ketika seseorang berbicara.

Baca juga:

Jika Harus Tetap Ngantor, Ini Tips Terhindar dari COVID-19

Oleh karena itu Matthew Meselson, PhD, seorang ahli genetika dan biologi molekuler di Universitas Harvard menyarankan untuk selalu mengenakan masker ketika keluar rumah. Aturan social distancing sejauh enam kaku atau dua meter juga bisa melindungi terhadap tetesan droplet.

Lantas bagaimana ketika berbicara dengan keras, apakah mampu meningkatkan penyebaran virus? Jawabannya 'ya'.

Berbicara bisa menyebarkan droplet (Foto: Pixabay/icsilviu)
Berbicara bisa menyebarkan droplet (Foto: Pixabay/icsilviu)

Secara khusus Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan jika suara keras memungkinkan vektor untuk COVID-19. Hal yang sama juga dibuktikan dengan penelitian dari Prosiding National Academy of Sciences of the United States of America.

Disebutkan jika ucapan keras bisa memancarkan ribuan tetesan cairan oral per detik. Penelitian yang diterbitkan 13 Mei itu juga menemukan jika tetesan yang keluar sangat kecil sehingga mampu bertahan di udara selama 14 menit. (Yni)

Baca juga:

Mal di Jakarta Kembali Dibuka, Ini Tips Supaya Kamu Tetap Aman Berbelanja

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan