Hingga Pertengahan Tahun Remitansi TKI NTB Capai Rp 1 Triliun

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 26 Oktober 2017
Hingga Pertengahan Tahun Remitansi TKI NTB Capai Rp 1 Triliun
Presiden Jokowi dan Ibu Negara saat bertemu para TKI di KBRI Singapura, Rabu (6/9) malam. (BPMI Setpres/ES via setkab.go.id)

MerahPutih.com - Data BPS Nusa Tenggara Barat menyebutkan remitansi atau kiriman uang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) NTB mencapai Rp 1,06 triliun pada periode Januari-Agustus 2017. Sebagian besar dikirim oleh TKI yang bekerja di Arab Saudi senilai Rp 109,4 miliar, Malaysia Rp 11,86 miliar dan Uni Emirat Arab sebesar Rp10,69 miliar.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat H Wildan mengatakan nilai remitansi terus meningkat setiap tahun. Peningkatan itu terjadi meskipun jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri berkurang.

Ditemui di Mataram, Kamis (26/10), Wildan menyebutkan remitansi TKI asal NTB pada 2014 mencapai Rp1,4 triliun. Angka tersebut bertambah menjadi Rp 1,53 triliun pada 2015, dan bertambah lagi menjadi Rp1,78 triliun pada 2016.

"Ada juga kiriman uang dari TKI yang bekerja di Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura dan beberapa negara di kawasan Eropa," katanya.

Menurut dia, meskipun jumlah warga NTB yang bekerja ke luar negeri dalam tiga tahun terakhir terus berkurang, tidak memengaruhi remitansi. Pasalnya, yang berkurang adalah penempatan TKI ke Malaysia.

Jumlah warga NTB yang berangkat menjadi TKI ke Malaysia pada 2014 sebanyak 37.398 orang. Jumlah tersebut berkurang menjadi 29.627 orang pada tahun 2015, dan berkurang lagi menjadi 23.198 orang pada tahun 2016.

Di satu sisi, lanjut Wildan, ada penempatan TKI di negara-negara maju pada tahun 2016, seperti Amerika Serikat, Jepang, Italia, Denmark dan Taiwan. Di mana mereka bekerja di sektor formal dengan gaji yang relatif tinggi.

"Jadi memang, kami lebih mendorong penempatan TKI ke sektor formal, terutama di negara-negara maju, yang memberikan gaji lebih tinggi," ujarnya.

Ia mengatakan, permintaan tenaga kerja sektor formal di negara-negara maju relatif banyak, terutama Jepang dan Korea Selatan. Hal itu merupakan peluang sekaligus tantangan bagi warga NTB.

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong masyarakat yang berusia produktif untuk menangkap peluang tersebut. Tentunya dengan memperkuat keterampilan dan kemampuan di bidang bahasa dan dan keterampilan di bidang industri.

Disnakertrans NTB sudah menyiapkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Mataram, untuk memberikan pelatihan yang dibutuhan dunia usaha dan dunia industri, baik di dalam maupun luar negeri.

"Kami melaksanakan program pelatihan setiap tahun. Silakan dimanfaatkan untuk memperkuat keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja," kata Wildan. (*)

Sumber: ANTARA

#Nusa Tenggara Barat (NTB) #TKI
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan