Relationship

Hindari Cek Ponsel di Waktu tak Tepat

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 03 September 2021
Hindari Cek Ponsel di Waktu tak Tepat
Seperti rokok, penggunaan teknologi pribadi bisa menjadi kebiasaan buruk. (123RF/lanastock)

MUNGKIN kamu pernah mengalami hal ini: kamu bersama teman-teman lagi nongkrong di kafe. Semua orang menikmati kopi sambil ngobrol ketika seseorang memutuskan untuk mengeluarkan ponselnya. Bukan untuk panggilan mendesak, melainkan untuk memeriksa Instagram atau Facebook.

Kamu bisa jadi terganggu dengan perilaku itu dan merasa itu meresahkan. Jadi apa yang kamu lakukan? Apakah kamu duduk diam dan dalam hati meremehkan pelaku? Atau apakah kamu menegurnya?

BACA JUGA:

James McAvoy Bakar Video Game Demi Tidak Kecanduan

Penggunaan teknologi yang tidak tepat waktu dianggap sebagai tanda zaman. Sherry Turkle, seorang penulis dan profesor di Massachusetts Institute of Technology, mendiagnosis situasi dengan singkat: belakangan, kita mengharapkan lebih banyak dari teknologi dan lebih sedikit dari satu sama lain.

Kamu boleh saja tidak melakukan apa-apa dalam menghadapi penggunaan gadget yang sembarangan. Namun, coba pikirkan, tidak melakukan apa-apa tidak lagi baik-baik saja. Tetap diam terhadap kebiasaan buruk teknologi membuat segalanya menjadi lebih buruk bagi kita semua.

Antibodi Sosial

gadget
Mengecek ponsel bukan karena panggilan mendesak sebaiknya tidak dilakukan saat berkumpul dengan teman. (123RF/viewapart)

Paul Graham, investor ternama di Silicon Valley, telah mengamati masyarakat cenderung mengembangkan 'antibodi sosial' yang merupakan pertahanan terhadap perilaku baru yang berbahaya.

Dia menggunakan contoh merokok. Merokok di depan umum menjadi tabu selama rentang waktu hanya satu generasi setelah konvensi sosial berubah. Pembatasan hukum berperan, tetapi pergeseran persepsi perokok, dari berbudaya menjadi kasar, meletakkan dasar bagi dukungan publik terhadap larangan merokok.

Sama halnya dengan etika penggunaan teknologi, seperti ponsel, untuk menyembuhkan ketidakbijaksanaan itu, kita mungkin harus mengembangkan norma-norma baru yang membuat cek ponsel saat sedang bersama orang lain secara sosial menjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Seperti rokok, penggunaan teknologi pribadi bisa menjadi kebiasaan buruk. Orang-orang "menghilang" ketika mereka menggunakan gadget mereka. Memeriksa Instagram atau menelusuri Facebook bisa memabukkan dan membingungkan. Pembuat teknologi merancang produk ini menggunakan psikologi yang sama, dengan mesin slot membuat ketagihan. Imbalan variabel yang ada di dalam aplikasi membuat waktu berlalu dengan cepat, dan dapat membuat orang tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka.

“Kebanyakan orang yang saya kenal memiliki masalah dengan kecanduan internet,” tulis Graham seperti diberitakan Psychologytoday.com (30/8).

BACA JUGA:

Jangan Cuci Peralatan Masak Berminyak dengan Air Panas

“Kami semua mencoba mencari tahu kebiasaan kami sendiri untuk membebaskan diri darinya,” dia menambahkan. Dengan kata lain, jika kita tidak membangun antibodi sosial, penyakit distraksi akan menjadi new normal. Namun bagaimana kita mengembangkan dan menyebarkan antibodi sosial untuk menginokulasi diri kita sendiri terhadap perilaku penggunaan ponsel yang buruk?

Trik Mengalihkan Perhatian dari Layar Gawai

gadget
Orang yang menggunakan gawai sulit untuk berpartisipasi dalam diskusi. (123RF/gaudilab)


Salah satu solusinya adalah dengan mengambil pendekatan eksplisit. Di hampir setiap rapat perusahaan, seseorang (biasanya orang dengan bayaran tertinggi di ruangan itu) mulai menggunakan gawai pribadinya. Perilaku itu beracun dalam banyak hal: mengirim pesan kepada semua orang di ruangan bahwa waktu gawai lebih penting daripada waktu mereka. Dan, mungkin perlilaku ini mencegah orang yang menggunakan gawai untuk berpartisipasi dalam diskusi, yang berarti bahwa pertemuan itu tidak berguna sejak awal.

Cara terbaik untuk mencegah pemborosan waktu ini adalah dengan meminta seseorang senior untuk mengamanatkan “rapat tanpa gawai”. Diskusi yang dinyatakan bebas perangkat jauh lebih produktif.

Dalam situasi lain, menjadi eksplisit tidak semudah itu. Misalnya dalam situasi di kafe yang dijelaskan sebelumnya. Tidak seperti di lingkungan perusahaan, tidak ada yang menjadi bos, jadi tidak ada yang memiliki hak bawaan untuk menetapkan aturan tanpa gawai.

Untuk sementara, mengumpulkan ponsel ke tengah meja, dan orang yang pertama kali meraih ponselnya saat makan harus membayar untuk semua orang terdengar efektif. Namun, aturan itu tidak efektif, karena terasa menghukum dan merendahkan. Kebanyakan orang sudah mengerti bahwa menggunakan gadget mereka dalam lingkungan sosial yang akrab itu tidak sopan. Namun, selalu ada satu orang yang tidak merasa demikian.

Jadi apa cara terbaik untuk menghentikan penggunaan ponsel? Mempermalukannya di depan orang lain bukanlah ide yang baik, dengan asumsi kamu ingin tetap berteman. Taktik yang lebih halus diperlukan. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan pelaku dari zona telepon, dan memberinya dua pilihan: permisi dengan baik untuk menangani krisis apa pun yang terjadi, atau singkirkan gawainya. Satu cara untuk menegur seseorang secara efektif sambil menjaga suasana tetap ramah adalah dengan mengajukan pertanyaan.

gadget
Membuat zona bebas ponsel belum tentu menyelesaikan masalah, tapi dapat mengurangi distraksi. (123RF/fizkes)

Mengajukan pertanyaan langsung membantu orang tersebut dengan menariknya kembali dengan mengirim pesan yang jelas. Teknik ini selalu berhasil. Pertama, pertanyaan yang tidak terduga menimbulkan reaksi yang menghibur. Dia tergagap, tetapi dalam hal ini itu bukan salahmu, karena kamu, sebagai penanya, bisa berpura-pura bodoh. “Oh, maaf, apakah kamu lagi menelepon? Apakah semua baik-baik saja?" Jika memang ada keadaan darurat, orang tersebut dapat meminta diri, tetapi lebih sering dia akan memasukkan ponsel kembali ke dalam sakunya dan mulai menikmati obrolan.

Meskipun teknologi pribadi jelas bukan tembakau, penting bagi kamu untuk mengetahui bahwa gawai juga dirancang untuk membuat ketagihan. Dengan lebih memahami psikologi di balik teknologi, kamu dapat memanfaatkan ponsel dengan lebih tepat.

Tetapkan batas, dan jangan menyerah untuk diabaikan. Idenya bukan untuk menolak teknologi sepenuhnya tetapi untuk mendorong orang untuk menghargai kekuatannya, dan untuk menyadari ketika kekuatannya atas gawai menjadi masalah. Pada akhirnya, teknologi harus melayani kamu, bukan kamu yang melayani gawai itu.(aru)

#Teknologi #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan