PERNAH mendengar istilah crab mentality? Ya, metafora ini seringkali digambarkan sebagai bentuk sikap seseorang yang menghalangi keberhasilan orang lain.
Sikap ini dianggap tidak sehat karena dapat merugikan orang lain yang sudah melalui begitu banyak proses. Dalam realitas kehidupan manusia, hal ini lebih dimaknai sebagai sikap egois, dengki, dan iri hati.
Baca Juga:

Metafora crab mentality menggambarkan sifat kepiting yang berada dalam satu ember. Jika diperhatikan, ketika salah satu dari kepiting ingin memanjat dan keluar dari ember. Kepiting yang lain akan berusaha mencapit dan menarik agar kepiting tersebut kembali masuk ke dalam ember. Perilaku ini dianggap solidaritas karena tidak ingin temannya keluar dari ember sendirian.
Dalam kehidupan, sifat kompetitif rasanya menjadi hal yang wajar dan bahkan bisa bermanfaat. Namun, sifat kompetitif bisa menimbulkan dua makna yang berebda, yakni positif dan negatif. Sifat negatif inilah yang mampu membuat orang mengalami crab mentality karena rasa percaya diri yang rendah, iri hati, bahkan depresi.
Mereka merasa teman seperjuangan yang memulai bersamaan lebih dulu sukses dibandingkan dirinya. Alhasil, mereka pun mengajak orang lain untuk tetap berada di level yang sama.
Mengutip laman Alodokter, crab mentality disebabkan karena ketergantungan seseorang dalam hidup berkelompok atau seberapa lama waktu yang mereka habiskan. Kepergian salah satu anggota membuat kelompok tersebut sulit berkembang, terlebih jika yang pergi adalah orang yang sangat berpengaruh.
Baca Juga:

Cara yang dilakukan untuk menjatuhkan bermacam-macam, seperti memberi komentar negatif tentang seseorang atau menakuti orang lain untuk tidak meneruskan usahanya. Berada di lingkungan ini berarti kamu berada di lingkungan toksik. Kamu merasa insecure, tertekan, tidak percaya diri, dan tergoda dengan sugesti yang mereka berikan.
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yakni tetap gigih mencapai kesuksesan dan tutup telinga terhadap apa yang mereka katakan. Dengan begitu, kamu tidak akan memusingkan kritik atau sindiran orang lain. Ingatlah setiap kamu merasa gagal, selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Jangan lupa untuk mengevaluasi diri atas kegagalan yang kamu alami.
Terakhir, berkelompoklah dengan orang yang suportif dan memberikan dampak positif bagi dirimu. Lingkungan sekitar sangat memperngaruhi perkembangan dirimu kedepannya. Jangan ragu untuk meninggalkan demi masa depan yang lebih cerah. (and)
Baca Juga: