SEPERTINYA bukan rahasia lagi bila anak muda, apalagi remaja putri sedang mengalami permasalahan yang disebabkan oleh media sosial. Mereka terus menerus mengonsumsi gambar orang-orang yang berpose di media sosial memengaruhi kesehatan mental pengguna, apalagi pengguna perempuan.
Dilansir dari laman CNN, adanya laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dirilis pada pertengahan Februari yang datanya diambil pada musim gugur 2021, memberikan gambaran yang mengganggu dan memprihatinkan tentang kesehatan mental siswa sekolah menengah saat ini.
Baca Juga:

Laporan yang diberi tajuk Youth RIsk Behaviour Survey adalah laporan yang dilakukan setiap dua tahun untuk mengumpulkan informasi sejak awal pandemi COVID-19. Dilansir dari sumber yang sama, survei tersebut menemukan bahwa 57% gadis remaja dilaporkan terus menerus merasa sedih atau putus asa pada tahun 2021.
Sementara itu, tingkat untuk remaja laki-laki hampir setengahnya namun masih sangat tinggi, yaitu 29%. Di sisi lain, lebih dari separuh responden LGBQ+ melaporkan mengalami kesehatan mental yang buruk dan satu dari lima orang telah mencoba bunuh diri dalam satu tahun terakhir.
“Sangat jelas bahwa sebagian besar dari apa yang terjadi pada rata-rata remaja adalah mereka menjalani sebagian besar hidup mereka di dunia digital. Seperti media sosial dan sebagian besar dari ini terhubung dan memengaruhi kesehatan mental mereka,” ungkap Keneisha Sinclair-McBride, psikolog di Rumah Sakit Anak Boston.
Baca Juga:

Keneisha mengatakan ia melihat banyak orang yang depresi, mengalami kecemasan, dan trauma dalam kehidupannya. Ia menggambarkan sebagai “epidemi kesepian dan kewalahan”. Ia tidak berpikir itu terlalu pura-pura untuk menghubungkan gangguan makan dan masalah kesehatan mental yang berpusat pada citra tubuh dengan penggunaan media sosial.
Banyak penampilan orang di dunia digital yang tidak nyata dan hanya berkat bantuan Filter, Photoshop, atau perangkat tambahan kosmetik yang memodifikasinya menjadi lebih cantik. Maka itu, banyak remaja perempuan yang membandingkan dirinya sendiri bahwa orang lain lebih cantik daripadanya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa menelusuri gambar yang telah disunting dan kemudian membandingkannya dengan keadaan kehidupan nyata dapat memiliki efek nyata pada suasana hati dan kesehatan psikologis. Bahkan terlalu sering melihat diri sendiri dalam selfie yang difilter dapat membengkokkan persepsi, mengakibatkan ketidakbahagiaan, belum lagi distorsi kamera ponsel pintar dapat menyebabkan kegundahan. (vca)
Baca Juga: