Hasil Pemeriksaan 9 Pasien Suspek Cacar Monyet di Indonesia

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 26 Juli 2022
Hasil Pemeriksaan 9 Pasien Suspek Cacar Monyet di Indonesia
Ilustrasi cacar monyet. Foto: Pixabay/Gerd Altmann

MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada sembilan kasus suspek cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Seluruh pasien suspek sudah menjalani tes PCR untuk memastikan apakah mereka positif cacar monyet atau tidak. Hasilnya, seluruh sampel dinyatakan negatif cacar monyet.

Baca Juga

Antisipasi Persebaran Cacar Monyet, Kemenkes Aktifkan Surveilans

"Sampai saat ini sudah ada suspeknya sekitar sembilan pasien, tersebar di seluruh Indonesia. Tapi kita sudah tes di Jakarta dan semuanya menunjukkan hasil negatif," ucap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (26/7).

Cacar monyet alias monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis).

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers usai peluncuran Platform SatuSehat di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (26/7/2022). (ANTARA/Andi Firdaus)
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers usai peluncuran Platform SatuSehat di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (26/7/2022). (ANTARA/Andi Firdaus)

Menkes Budi melanjutkan, Indonesia sudah mampu mendeteksi cacar monyet karena metode pemeriksaannya sama dengan COVID-19 memakai tes PCR, namun hanya berbeda dalam bahan kimia atau reagen.

"Pemerintah telah menyediakan reagen untuk pemeriksaan RT-PCR guna mendeteksi virus penyebab penyakit cacar monyet di laboratorium-laboratorium," ujarnya.

Budi mengatakan bahwa virus penyebab penyakit cacar monyet lebih mudah dikenali dibandingkan dengan virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Karena virus monkeypox (cacar monyet) lebih besar (ukurannya) dibandingkan SARS-CoV-2," katanya.

Baca Juga

Ada Lebih dari 3.200 Kasus Cacar Monyet di Dunia

"Selain itu, gejala bisa dilihat dari yang timbul di permukaan kulit, seperti lesi (bintik kecil berisi cairan) di tangan maupun wajah, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, hingga pembengkakan di area selangkangan," tambahnya.

Budi mengatakan bahwa penyakit cacar monyet umumnya dialami oleh kelompok masyarakat tertentu, termasuk di antaranya kelompok pria penyuka sesama jenis.

"Memang penularannya relatif tinggi, sama seperti HIV/AIDS," katanya.

Kemenkes mengaktifkan sistem surveilans dan melakukan pemantauan pada kelompok yang rentan tertular cacar monyet guna mencegah penularan penyakit tersebut.

Penyakit cacar monyet dilaporkan sudah menjangkiti lebih dari 16.000 orang di 75 negara, termasuk beberapa negara di kawasan Asia.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi WHO, penyakit cacar monyet bisa menular dari binatang ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dan mukosa dari hewan yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet.

Sedangkan penularan cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi akibat kontak dengan sekresi saluran respirasi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi, atau benda-benda yang terkontaminasi virus.

Menurut WHO, peningkatan kewaspadaan terhadap faktor-faktor risiko penularan penyakit dan edukasi masyarakat mengenai tindakan yang perlu dijalankan guna mengurangi risiko penularan virus merupakan strategi utama dalam pencegahan penularan cacar monyet. (*)

Baca Juga

Cacar Monyet Ditemukan di Thailand, Asia Tenggara Diharuskan Perkuat Sistem Pengawasan

#Cacar Monyet #Menteri Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan