HAMPIR 12 tahun lamanya, film keempat dari Harry Potter ini, Harry Potter and The Goblets Fire, masih menjadi salah satu film fiksi yang wajib untuk ditonton. Film yang dirilis pada tahun 2005 bercerita tentang turnamen legendari yang dikenal dengan Turnamen Triwizard yang diikuti oleh tiga sekolah penyihir yakni Hogwarts, Beauxbatons, dan Durmstrang
Masing-masing sekolah diwajibkan untuk mengirimkan satu wakilnya mengikuti turnamen yang akan menghadapi tiga tugas yang sangat berat dan berbahaya. Adapun, para peserta yang ingin ikut dalam turnamen minimal berusia 17 tahun.
Tibalah saat pengumuman tiga nama yang akan mewakilinya sekolahnya yang keluar dari cawan api. Dari sekolah Hogwarts ada Cedric Diggory, Durmstrang oleh Viktor Krum dan Fleur Delacour dari Beauxbatons.
Baca Juga:

Namun yang mengejutkan terdapat satu nama lainnya yakni Harry Potter, orang-orang pun berasumsi kalau dia curang karena usianya yang masih di bawah umur. Akan tetapi setelah melakukan diskusi, akhirnya Harry diperbolehkan untuk tetap mengikuti turnamen tersebut.
Keikutsertaan Harry dalam turnamen menyebabkan kecemburuan dari teman-temannya dan merenggangnya antara hubungan Harry dengan dua sahabatnya Ron dan Hermione, tentu hal itu tidak berlangsung lama.
Film ini mendapatkan kesuksesan yang luar biasa yang menghasilkan USD 896 juta atau lebih dari Rp 13 miliar. Menjadikan film dengan pendapatan kotor tertinggi di tahun 2005 dan film dengan pendapat tertinggi keenam dari serial film Harry Potter. Selain itu, film ini juga memenangkan BAFTA Award untuk Best Production Design. (nbl)
Baca Juga: