Hari Pers Nasional 2021, Menkominfo Bicara Persaingan Media Online dan Sosial
Merahputih.com - Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 jadi tantangan industri pers untuk maju. Menteri Komunikasi dan Infomartika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut kemajuan teknologi dan digitalisasi telah membuat cakupan pers dan media semakin luas.
Untuk menghadapi tantangan digitalisasi dan berkembangnya media sosial, industri pers harus mampu membangun media massa yang aktual faktual dan akuntabel.
Baca Juga
Komentari HPN 2020, Johnny Plate: Hanya Orang Hebat yang Bisa Jadi Wartawan
"Ini penting untuk dilakukan, mengingat media adalah akselerator perubahan sekaligus pilar utama demokrasi,” ujar Johnny G Plate saat menjadi pembicara dalam Konvensi Nasional Media Massa yang digelar secara virtual, Senin (8/2).
Johnny menegaskan, saat ini pers didorong dapat bertransformasi dan beradaptasi dengan pesatnya teknologi dan dampak COVID-19.
Hal itu dapat dilihat dari survei Nielsen tahun 2020, dimana pembaca media online ada 6 juta orang, sedangkan pembaca media cetak hanya 4,5 juta orang.
Hal yang sama terlihat dari survei Kemkominfo di tahun 2020, bahwa pembaca media cetak hanya 4%. Sedangkan sisanya, televisi 49,5%, pembaca media sosial 20,3%, membaca di situs web pemerintah 15,3%, pembaca berita online 7%, dan media lainnya 3,9.
“Masyarakat lebih mempercayai media sosial sebagai kanal informasi yang terpercaya,” terang pria asal Ruteng, Flores ini.
Hal ini tentu perlu disikapi dengan bijak. Meskipun digitalisasi membuat pers dan media melakukan perubahan dalam berbagai proses bisnis yang ada. Jangan sampai semangat untuk terus memberitakan informasi yang aktual, faktual dan akuntabel dapat atau menjadi berubah.
Baca Juga
Hari Pers Nasional, Dewan Pers Singgung Kompetensi dan Kesehjateraan Jurnalis
Johnny mengingatkan media adalah akselerator perubahan, sekaligus pilar demokrasi yang merupakan bagian dari wajah kebebasan pers. Selain persiapan pemerintah dalam menyiapkan regulasi dalam publisher rights.
Di satu sisi kita berbicara kebebasan yang luar biasa tentu itu terkait dengan konten. "Tapi di sisi yang lain kita membutuhan juga regulasi-regulasi yang kuat dalam mengatasi kompetisi yang sangat luar biasa,” ujar Sekjen Partai Nasdem ini. (Knu)