HARI Gizi Nasional diperingati tiap 25 Januari. Menyambut Hari Gizi tahun 2023, dr. Yudhi Wibowo, ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, mengatakan bahwa momentum Hari Gizi Nasional dapat digunakan untuk memperkuat edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat.
"Hari Gizi Nasional momentum yang tepat untuk memperkuat sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pola hidup sehat melalui asupan bergizi seimbang," katanya, seperti dikutip Antara, Senin (23/1).
Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto, Jawa Tengah tersebut, menambahkan saat ini terdapat tiga hal yang perlu menjadi perhatian seluruh pihak, mulai dari pemangku kepentingan hingga masyarakat.
"Tiga hal tersebut antara lain penyakit tidak menular, penyakit menular, dan masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang termasuk juga stunting," ujar Yudhi.
Baca juga:

Oleh karena itu, Hari Gizi Nasional menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan komitmen seluruh pihak agar berperan aktif dalam upaya penanganan masalah gizi melalui sosialisasi dan edukasi.
"Dengan demikian diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya peran pelibatan dan peran aktif seluruh pihak dalam upaya penanganan masalah gizi," kata Yudhi.
Edukasi bertujuan untuk membiasakan pola hidup sehat di masyarakat. Dengan begitu, angka penyakit dapat ditekan.
Yudhi menambahkan Hari Gizi Nasional juga momentum yang tepat meningkatkan deteksi dini atau pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya yang terkait dengan tumbuh kembang anak.
"Tentunya deteksi dini ini dapat dioptimalkan melalui peran serta posyandu yang ada di masing-masing desa," terang Yudhi.
Baca juga:

Yudhi juga menyoroti pentingnya keberadaan posyandu (pos pelayanan terpadu). Dia menilai posyandu perlu terus dioptimalkan karena berperan penting dalam upaya penurunan prevalensi kekerdilan.
"Posyandu berperan penting, salah satunya untuk melakukan deteksi dini terkait kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui buku kesehatan ibu dan anak atau buku KIA," sebut Yudhi.
Yudhi melanjutkan, kondisi pandemi COVID-19 yang makin terkendali menjadi momentum yang tepat mengoptimalkan peran posyandu.
"Misalnya, jika seorang anak ketika diperiksa di posyandu diketahui mengalami penurunan berat badan atau kekurangan berat badan atau terdapat permasalahan dalam pertumbuhannya maka bisa langsung ditindaklanjuti dengan konsultasi ke dokter anak," katanya. (dru)
Baca juga: