Harga Kedelai Melonjak, Tahu Tempe Makin Tipis dan Naik 20 Persen

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Februari 2022
Harga Kedelai Melonjak, Tahu Tempe Makin Tipis dan Naik 20 Persen
Produksi tahu Bandung. (Foto:Humas Kota Bandung)

MerahPutih.com - Harga bahan baku yang tinggi membuat usat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta berencana mogok produksi dan berjualan mulai 21 hingga 23 Februari 2022.

Ketua Puskopti DKI Jakarta Sutaryo menjelaskan, aksi itu sebagai bentuk protes mahalnya harga kedelai yang mencapai Rp 11.300,00 per kilogram. Rencananya aksi mogok diikuti sekitar 4.500 produsen tempe dan tahu.

Baca Juga:

Harga Kedelai Impor Naik, Perajin Tahu Tempe di Jatim Menjerit

"Tuntutannya pertama stabilitas harga, kedua turunkan harga. Karena dengan harga tinggi, pembeli tempe dan tahu lemah (daya beli)," kata Sutaryo di Jakarta, Selasa.

Aksi mogok produksi itu, kata Sutaryo, sebagai pernyataan produsen tempe dan tahu di Jakarta yang akan menaikkan harga jual selepas 23 Februari 2022 untuk menutup ongkos produksi.

Hal itu dilakukan sebagai pilihan terakhir karena kenaikan harga kedelai impor yang membanjiri pasaran, tidak kunjung turun dan kini berkisar Rp 11.300,00/kg.

"Karena mungkin dengan menaikkan harga 20 persen, mungkin akan sedikit menaikkan keuntungan. Perkiraan tempe naik dari Rp 5.000 ke Rp6.000 per papan. Tahu dari Rp 35 ribu ke Rp 40 ribu," ujar Sutaryo.

Produsen tempe dan tahu berharap dalam jangka panjang, Pemerintah dapat bertindak mencegah dampak kenaikan harga kedelai.

Pekerja menata tahu di sebuah industri tahu tradisional di Banda Aceh, Senin (14/2/2022). ANTARA/Ampelsa
Pekerja menata tahu di sebuah industri tahu tradisional di Banda Aceh, Senin (14/2/2022). ANTARA/Ampelsa

"Biar Pemerintah memikirkan, jangan sampai setiap tahun terjadi terus seperti ini dengan hal yang sama. Pertanyaan perajin ini masa Pemerintah tidak bisa menangani, masa terus-menerus terjadi," tutur Sutaryo.

Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menstabilkan harga kacang kedelai untuk memberi ketenangan pada masyarakat maupun pada perajin tahu dan tempe.

"Tugas Kementerian Perdagangan memang seperti itu. Tidak bisa membiarkan masyarakat bertarung sendiri," kata Rachmat Gobel.

Saat ini harga kacang kedelai meningkat akibat fluktuasi harga internasional, khususnya di Amerika Serikat. Produsen terbesar kacang kedelai di dunia adalah Brazil, Amerika Serikat, Argentina, dan Tiongkok.

Pada 2020 harga kacang kedelai di tingkat konsumen masih sekitar Rp 8.500 per kilogram. Namun pada 2021 sudah naik menjadi Rp 9.500 - Rp 10 ribu per kilogram. Kini harga kacang kedelai sudah berada di atas Rp 11 ribu per kilogram.

"Akibat kenaikan harga kacang kedelai secara terus menerus tersebut, jumlah perajin tahu dan tempe terus berkurang, khususnya perajin yang kecil. Padahal pemerintah sudah tidak mengenakan bea masuk terhadap komoditas kacang kedelai," katanya. (Asp)

Baca Juga:

Cerita Pengusaha Tahu di Bandung Terpaksa Berproduksi Saat Harga Kedelai Melambung

#Kedelai Impor #Harga Kedelai #Tahu #Tempe #Harga Sembako #Sembako
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan