MerahPutih.com - Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menginginkan agar gejolak kenaikan harga kedelai bisa segera diselesaikan. Sehingga, tidak membuat jerit perajin tahu dan tempe.
Sekjen Puskopti DKI Edi Kuswanto meminta adanya campur tangan Perum Bulog guna mengatasi masalah tingginya harga kedelai sebagai bahan baku kedua produk tersebut.
Baca Juga
Harga Kedelai Mahal, Produsen Tempe DKI Ngadu ke Fraksi PDIP
"Tata niaga dikembalikan ke Bulog," ucap Edi Kuswanto usai audensi dengan Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/2).
Sebab, menurut dia, peran Bulog sangat dibutuhkan untuk menstabilkan harga kedelai yang cukup tinggi sekarang ini. Berdasarkan data yang dimiliki Puskopti harga kedelai saat ini sudah menyetuh Rp 11.300 per kilogram.
"Nah keuntungan ke Bulog itu stabil, tidak ada fluktuasi harga setiap hari," paparnya.
Menurut dia, semenjak kedelai dipegang oleh pihak swasta pasca tahun 1998 atau setelah reformasi, harga kedelai di Indonesia terus mengalami kenaikan harga.
"Kalau diserahkan ke swasta dari 1998 pasca orde baru, sampai sekarang itu swasta murni yang pegang. Kenapa pemerintah ga ikut masalah atau ngurusi masalah ini? Sehingga ya semaunya sendiri," urainya.
Baca Juga
Edi Kuswanto mengungkapkan, bahwa kedelai sudah mengalami lonjakan harga yang cukup lama sekitar pada bulan Oktober tahun 2021 lalu. Tapi sekarang ini naiknya sangat tidak wajar dengan harga Rp 11.300.
"Yang jelas untuk harga produksi kita itu biayanya udah mahal ga bisa mengembalikan keuntungan seperti sebelumnya," paparnya.
Lebih lanjut, ucap dia, untuk ketersedian kedelai di Indonesia pasokannya didatangkan atau impor langsung dari Amerika Serikat, Argentina dan Brazil dan tidak ada kedelai lokal. (Asp)
Baca Juga