MerahPutih.com - Para perajin tahu tempe di Jawa Timur menjerit setelah mengetahui harga bahan baku kedelai impor sedang naik drastis. Untuk itu, Satgas Pangan Jatim langsung terjun ke beberapa agen dan distributor di Jatim untuk menginspeksi langsung.
Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Farman menyampaikan, pengecekan ini pihaknya berkoordinasi dengan Disperindag dan Dinas Pertanian. Alhasil, harga kedelai internasional mengalami penurunan dari Rp 9.604 per kilogram menjadi Rp 9.220 per kilogram.
Baca Juga
Cerita Pengusaha Tahu di Bandung Terpaksa Berproduksi Saat Harga Kedelai Melambung
"Informasi dari PT. Surabaya Palleting Company FPC saat ini harga kedelai sudah menurun dibanding harga waktu bulan puasa dan Lebaran yang semula Rp 10.150 per kilogram di tingkat importir menjadi Rp 9.500 dan saat ini FPC memiliki stok sekitar 1.000 ton," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (3/6).
Ia menambahkan, saat melakukan pengecekan di PT. FKS, di sana harga kedelai mengalami penurunan dibanding saat Lebaran. Di PT. FKS menjual harga kedelai impor seharga Rp 10.100 per kilogram.
"Ada pula informasi dari CV Jaya Tri Hutama Lumajang, salah seorang Agen kedelai. Dia menjual kedelai seharga Rp 10.300 per kilogram dan masih ada stok sekitar 40 ton dan beberapa hari terakhir permintaan kedelai turun sebab harga yang masih tinggi," tutur Farman.

Informasi dari salah satu agen subdistributor kedelai di Tulungagung, per Kamis (3/6) ini harga kedelai impor agen di sana mencapai Rp 10.500 per kilogram dalam kemasan 25 kilogram.
"Jika dijual eceran harganya naik menjadi Rp 10.750. Lalu harga di distributor kedelai CV Polowijo, Tulungagung menjual harga kedelai di Rp 10.300 per satu kilogramnya," papar Farman.
Kenaikan ini disebabkan oleh tingginya permintaan kedelai impor dari dalam negeri, lalu harga kedelai yang diimpor dari Amerika dan Brazil mengalami lonjakan.
"Menurut informasi dari importir dan distributor stok saat ini masih cukup, namun harga masih tinggi yang disebabkan beberapa faktor, pertama harga internasional atau dari negara asalnya seperti Amerika dan Brazil sudah tinggi sedangkan Kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu tempe di dalam negeri 80 persen masih bergantung pada impor," terangnya.
Selain itu, adanya kenaikan biaya transportasi pengiriman kapal dikarenakan dampak dari pandemi COVID-19.
"Otomatis biaya transportasi dari negara asal juga naik karena masih sedikitnya perusahaan perkapalan yang beroperasi akibat pandemi COVID-19," tandas Farman.
Berikutnya, Kombes Farman akan segera berkoordinasi dengan Disperindag Jatim terlebih dulu untuk memutuskan langkah terkait perlu atau tidaknya digelar operasi pasar.
"Untuk itu, kita juga akan melakukan pengecekan langsung ke distributor-distributor di seluruh wilayah dengan memberdayakan satgas pangan tingkat kabupaten," tutup Farman. (Andika Eldon/Jawa Timur)
Baca Juga
Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe di Bandung Menjerit