Harapan Ketua HIPMI Usai Pertemuan Jokowi dan Prabowo
MerahPutih.com - Presiden terpilih Joko Widodo akhirnya bertemu dengan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7). Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia menyambut baik pertemuan tersebut.
“Kita dari dunia usaha menyambut baik. Kita optimistis investor tidak lagi wait and see lagi,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, hari ini.
Baca Juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo Dinilai Runtuhkan Dinding Perbedaan
Bahlil mengatakan, pertemuan tersebut menimbulkan konfiden yang besar di kalangan dunia usaha dan pasar. Sebab itu, dia optimis pertemuan itu akan membawa sentimen positif di pasar saham dan nilai tukar pekan depan.
“Investor dan pasar kan lihat bahwa ternyata politik kita sudah matang. Demokrasi kita juga sudah proven,” ucap dia.
Bahlil optimistis investor akan memiliki keyakinan yang kuat untuk masuk dan berinvestasi ke Indonesia. Selama ini, investor masih menunggu menyusul lamanya Pilpres dan tahap-tahapannya sejak tahun lalu. HIPMI memuji kenegarawanan kedua pemimpin sehingga situasi menjadi lebih adem dan kondusif.
Baca Juga: Pengamat Nilai Pertemuan Jokowi-Prabowo Bukan Sebuah Rekonsiliasi
Bahlil mengatakan, timing pertemuan keduanya sangat tepat dan belum terlambat. Sebab, tahap-tahapan pemilu sudah selesai. Secara resmi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Presiden terpilih 2019-2024.
Ia mengatakan, agar investor dan pasar sepenuhnya optimistis, berbagai perbaikan regulasi dan iklim usaha harus secara mendasar dilakukan perbaikan.
“Kita hadapi masalah current account deficit (CAD), sebagai cerminan belum produktifnya industri didalam negeri. Produksi migas kita rendah. Kemandirian energi masih lemah. Akibatnya kita sangat tergantung pada impor, sehingga CAD kita tinggi,” ujarnya.
Baca Juga: Para Inisiator Pertemuan Jokowi-Prabowo
Sebab itu, Bahlil meminta semua pihak meninggalkan agenda-agenda dan bergeser, bagaimana mengurus ekonomi yang demokratis.
“Jadi, kita mesti siap bergerak dari agenda demokrasi politik ke agenda demokrasi ekonomi. Jangan politik terus. Mari kita bangun bangsa sama-sama,” tukas Bahlil. (*)