Pilpres 2019
Hanura Deklarasi Wiranto Cawapres, Pengamat: Gak Ada Untungnya
MerahPutih.Com - Direktur Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai, munculnya nama Wiranto sebagai Cawapres yang diusung Partai Hanura tidak akan memperbaharui elektabilitas partai besutan Oesman Sapta Odang (Oso) itu.
Kata lainnya, Partai Hanura tidak akan mendapatkan keuntungan politik dari deklarasi tersebut. Sebab, kata dia, saat ini belum relevan untuk membicarakan soal cawapres.
"Perlombaan menuju calon presiden itu belum selesai jadi janganlah tokoh-tokoh ini memandang sekarang saatnya menjadi cawapres, karena perlombaan menjadi capres saja belum selesai," kata Rico usai merilis hasil survei di bilangan Cikini Jakarta Pusat, Kamis (22/2).
BACA JUGA: Lolos Pemilu 2019, PPP Berambisi Rebut Tiga Besar
Hasil Survei, Akar Rumput Demokrat Ternyata Dukung Jokowi
Hanura Deklarasikan Wiranto sebagai Calon Wakil Presiden
Seperti diketahui, merujuk pada survei Median awal Februari 2018, elektabilitas Jokowi dan Prabowo cenderung mengalami penurunan dan beberapa kandidat lain meningkat.
"Bagaimana kalau nanti menjelang akhir 2018 suara Pak Jokowi dibawah 20 persen misalnya dan itu terus menurun. kan rugi menjadi cawapresnya orang yang mau kalah. Jadi dilihat saja dulu," ujar Rico.
Di sisi lain, menjadi pertanyaan kenapa hanya PDIP yang mendapat keuntungan dengan mendukung Jokowi, padahal Parpol pendukung pemerintah itu bukan hanya PDIP.
"Berarti karena konstituennya bertentangan dengan elitnya, belum tentu konstituennya mau dengan elitnya. Lihat aja suara partai, Hanura misalnya kenapa dari lembaga survei kok rendah," terang dia.
"Jadi, menurut saya jangan terburu buru menjadikan cawapres dari si A si B, deklarasikan aja sebagai capres siapa tahu bisa menang," imbuhnya.
Apalagi, tambah dia, Wiranto memiliki popularitas yang bagus di masyarakat tanah air. "Siapa yang nggak kenal Pak Wiranto? Hampir mayoritas masyarakat kenal cuma apakah masyarakat tahu kalau Wiranto mau jadi presiden? kan belum tahu," pungkasnya.(Fdi)