DI tengah perkembangan teknologi yang kian pesat, banyak sekali remaja yang bermain gim daring. Terlebih lagi, sejumlah gim daring tidak hanya pada pada PC atau komputer, tapi dapat dimainkan dengan mudah dari genggaman tangan alias dari ponsel, seperti gim Mobile Legends: Bang Bang, PUBG, Free Fire, dan beberapa gim daring populer lainnya.
Para orangtua kerap dibuat khawatir dengan aktivitas anak yang bermain gim daring. Ya, tak dimungkiri banyak stigma terhadap gim daring. Padahal, aktivitas ini juga memiliki dampak yang positif bagi seseorang.
Baca Juga:

Mengenai hal itu, psikolog klinis Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Nanda Rossalia menjelaskan setidaknya ada beberapa hal yang bisa didapat remaja dari bermain gim daring, salah satunya dalam hal kompetensi.
"Alasan remaja bermain gim ialah untuk menunjukkan kompetensi mereka. Balik lagi ke identitas. Menang permainan, saya tangguh dan kompeten. Berbeda dengan di dunia nyata, nilai saya jelek. Sesuai karakteristik remaja, dia mau untuk building karena ini nanti berguna untuk kepercayaan dirinya," ujar Nanda pada webinar Remaja dan Gawai seperti dilansir ANTARA.
Menurut Nanda, hal lain yang bisa didapat dari bermain gim daring, yaitu dalam hal otonomi. Itu merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan atau diimpikan seorang remaja, yang belum tentu ia dapatkan di dunia nyata.
Nanda menjelaskan bermain gim daring memberi kesempatan serta kebebasan bagi remaja untuk memilih dan mengambil keputusan. Selain itu, gim daring juga bisa mengisi kebutuhan untuk berinteraksi, terkoneksi, hingga mendapat perhatian orang lain yang mungkin tak didapat di dunia nyata.
Setidaknya, tiga kebutuhan dasar sudah remaja dapatkan. Itulah yang membuat gim daring kemudian membuat mereka nyaman dan terlarut di dalamnya. Sementara itu, di dunia nyata, para remaja justru merasa tidak mendapati hal itu.
"Karena gim daring mampu memberikan kebutuhan dasar, sehingga tidak mengherankan kalau remaja larut. 'Di sinilah saya diterima. Inilah kompetensi saya'. Gim daring ini bisa memberikan rasa nyaman dan teman," jelas Nanda.
Baca Juga:
Di samping sisi positifnya, Nanda mengatakan gim daring rentan menyebabkan kecanduan. Menurutnya, ada orang yang memang rentan sehingga bisa menjadi kecanduan. Biasanya, orang tersebut mempunyai rasa percaya diri yang rendah dalam mengontrol tindakannya.

Apabila remaja sudah kecanduan gim, Nanda menyarankan orangtua atau anggota keluarga membuat suatu program untuk bisa dilakukan bersama, seperti di dalam level sekolah. Sebagai contoh, Nanda menyebut melakukan kegiatan konsisten seperti berolahraga bersama atau menstimulasi siswa untuk mengembangkan hobi baru.
Setelah itu, orangtua bisa memberikan edukasi tetnang apa yang terjadi apabila bermain gim daring secara berlebihan. Nanda menyoroti pentingnya pembahasan yang perlu dibedakan daripada biasanya.
"Pembahasaan kita dalam melakukan promotive behaviour itu harus berbeda daripada biasanya. Jadi tidak lagi konvensional. Misalnya menggunakan film, animasi. Penyampaiannya melalui komunikasi. Orangtua harus secara aktif dan pasif memonitor kegiatan anak saat bermain gim daring," tutur Nanda. (Ryn)
Baca Juga:
Video Game Ini Bisa Turunkan Berat Badan 9 Kilogram dalam 30 Hari?