Haji Doni, Putra Asli Betawi Yang Sukses Jadi Juragan Sapi

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Kamis, 31 Agustus 2017
Haji Doni, Putra Asli Betawi Yang Sukses Jadi Juragan Sapi
Haji Doni, pemilik mall hewan kurban (Foto:Merahputih/Ponco Sulaksono)

MerahPutih.com - Ketekunan dan kerja keras menjadi modal penting setiap orang dalam membangun usahanya. Terlebih, jika dipadukan dengan konsistensi dan komitmen tinggi untuk memanjakan para konsumennya, pastilah berbuah manis ke depannya.

Hal itulah yang kini tengah dipanen putra asli Betawi, Ramdoni. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya selama puluhan tahun, dia kini menjadi salah satu pengusaha sapi sukses di Depok, Jawa Barat.

Bukan perkara mudah bagi Doni, untuk mencapai sukses berbisnis sapi yang ia geluti. Bapak yang kerap di panggil Haji Doni ini memulai kariernya saat usianya masih 11 tahun. Dia bekerja dengan tetangganya sebagai pemelihara sapi.

Selang setahun, ia mulai berjualan daging hingga berusia 17 tahun. Tak mudah baginya mengambil keputusan ini, karena memang, waktu itu ia tidak memiliki biaya guna melanjutkan sekolah tingkat SMP.

Bak pepatah mengatakan, 'Menabung pangkal kaya'. Pada usianya 18 tahun, tabungan berjualan daging yang dikumpulkannya digunakan untuk membeli seekor sapi.

Begitulah seterusnya, Doni merintis dengan keuntungan dari seekor sapi, lantaran sulitnya mendapatkan kredit dari bank.

Karena Kerja keras dan konsistensinya. Akhirnya, peluhnya mulai terbayar. Sejak 2002, dia bisa mendirikan Mall Hewan Qurban H. Doni di Depok, Jawa Barat. Bahkan, kini memiliki empat outlet.

"Setelah dagang daging, baru dagang sapi," ujarnya saat berbincang dengan Ponco Sulaksono dari MerahPutih.com di Mall Hewan Qurban, Kamis (31/8).

Dalam rangka melebarkan sayap bisnisnya, Doni yang memulai usaha sapi sejak '80-an, kemudian mengajukan kredit ke bank.

Banyak jenis sapi yang dijualnya, mulai dari kelas middle low, middle, premium, hingga eksekutif. golongan menengah ke bawah dijual kisaran Rp14 juta hingga Rp20 juta per ekornya.

Sedangkan kelas menengah kisaran harga jualnya Rp20 juta hingga Rp30 juta per ekornya, premium Rp50 juta-Rp100 juta, dan eksekutif Rp150 juta hingga Rp300 juta per ekornya.

Ditanya Perkara permintaan konsumen, Doni mengatakan, berdasarkan rasio permintaan, konsumen paling banyak membeli sapi kelas middle low, middle, dan eksekutif. "Yang turun, itu kelas premium," ucapnya.

Sapi-sapi yang dijual Doni pun beragam variannya. Sapi Kupang NTT, Sapi Bima dan Dompu NTB, Sapi Bali, Sapi Bangkalan Madura, Sapi Limosin Jatim, Jawa Tengah, PO Jawa, dan Sapi Simental, misalnya.

"Bahkan, ada hasil breeding (pembibitan) kita tahun ini, kita ada jenis Wagyu," ungkapnya.

Pembibitan merupakan salah satu upaya yang dilakukan Doni, selain membeli (trading) sapi langsung dari tempat asalnya.

Pria kelahiran 28 Juni 1965 itu juga memajang sapi-sapi jualannya di sebuah depo di Depok dengan luas lahan 500 meter persegi dengan kapasitas 2.000 ekor.

Adapula outlet terbesarnya di Tapos, Bogor, yang mampu menampung 10 ribu ekor. "Di sini, cuma muat 500 ekor," ungkapnya.

Sedikitnya 32 perempuan yang menjadi karyawan Doni ditugaskan untuk melayani pelanggan di empat outlet miliknya. Sebab, begitu banyaknya jenis sapi dan bisa memakan waktu berjam-jam bila dijelaskan secara detail.

Karena perempuan, banyak orang pun heran. Padahal, itu lazim dilakukan di pedagang sapi di luar negeri.

Meski demikian, tidak sembarang karyawati yang ditugaskan Doni untuk menerangkan soal sapi yang dijualnya kepada pelanggan. Minimal, dia sudah bekerja selama setahun, agar memiliki pehaman dahulu.

"Jadi, dia harus memahami semua itu. Jadi, dia bisa menerangkan," paparnya.

Sapi-sapi yang dijual untuk Idul Adha mendapat perawatan khusus, mengingat tidak sembarang hewan bisa dikurbankan.

Treatment tersebut berbeda dengan sapi potong untuk konsumsi pada umumnya. Tujuannya, memastikan sapi kurban bersih, sehat, dan sesuai syariat Islam lainnya.

Guna memuaskan pelanggan, Doni memberikan asuransi. "Kalau sapinya sakit, kita akan ganti," tegasnya. Kebijakan ini diterapkannya sejak pertama berjualan.

Tahun 2017 belum berganti. Tapi, Doni sudah penutup penjualan sapi untuk kelas middle low, lantaran tingginya permintaan dan melebihi stok yang dimilikinya.

Lantaran konsumen mendesak, baru-baru ini dia kembali mendatangkan 500 ekor sapi kategori menengah ke bawah.

Secara keseluruhan, total sapi yang telah dijualnya menembus 6.427 ekor. "Kita enggak ada target, jadi berdasarkan konsumen aja," jawabnya sembari tersenyum.

Tingginya angka penjualan itu tak lepas dari kepiawaian Doni melihat tren. Selain memberikan asuransi dan tenaga yang signifikan, dia pun memberikan kemudahan lain berupa menerima pembayaran dengan kartu debit melalui mesin EDC yang disediakan serta selalu menawarkan ide baru di tiap tahunnya. (Pon)

#Model Sapi #Impor Sapi #Ternak Sapi #Daging Sapi #Sapi Kurban
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan