Teknologi

Hacker Rusia Dilaporkan Mencuri Data Pemerintah AS, Apa Motifnya?

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 26 Oktober 2020
Hacker Rusia Dilaporkan Mencuri Data Pemerintah AS, Apa Motifnya?
Peretas asal Rusia dikabarkan telah mencuri data pemerintah Amerika Serikat (Foto: pixabay/b_a)

BARU-baru ini tersiar kabar mengejutkan dari dunia internasional. Lembaga Pemerintah Amerika Serikat mengatakan peretas dari Rusia telah mencoba masuk ke banyak jaringan komputer Pemerintah Negara Bagian AS. Para peretas tersebut berhasil mencuri data dari dua jaringan pemerintah AS.

Seperti laporan Reuters, agen-agen AS menyebutkan aksi itu dilakukan oleh kelompok Rusia yang disebut Beserk Bear atau Dragonfly. Mereka dikabarkan menargetkan lusinan pemerintah negara bagian, lokal, tribal dan teritorial pemerintahan AS.

Baca juga:

Diduga Ingin Mencuri Penelitian COVID-19, Dua Peretas Tiongkok Kena Tuntut AS

Para hacker mengincar jaringan pemerintahan Amerika Serikat (Foto: pixabay/rogerl01)

Daftar target para peretas itu mencakup juga jaringan perbankan, namun tidak dirinci jumlah totalnya. Melihat hal itu, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan ada seorang 'aktor' yang disponsori Negara Rusia telah melakukan kampanye. Mereka sudah menargetkan AS sejak September 2020.

Para peretas tersebut dilaporkan telah membobol dua jaringan pemerintahan Amerika Serikat dan mencuri data. Namun, belum diketahui soal detail serangan itu dan bagian pemerintahan AS mana yang menjadi korban peretasan.

Seperti yang dikutip dari laman Gizmochina, saat Kedutaan Besar Rusia dihubungi, mereka menolak klaim yang tidak berdasar itu. Serangan tersebut terjadi di tengah mendekati pemilu AS 2020 yang dijadwalkan pada 3 November 2020.

Baca juga:

Waspada, Peretas Kartu Kredit Bisa Bersembunyi Dalam Gambar

Intelijen AS mengatakan bahwa Rusia dan Iran berusaha menggangu Pemilu AS (Foto: pixabay/fotoart-treu)

Lebih lanjut, Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe mengatakan Rusia dan Iran berusaha mengganggu pemilihan Presiden AS. Dia menjelaskan Rusia telah memperoleh beberapa informasi pemilih, dan Iran mengirim email palsu untuk membingungkan pengguna.

Sebelumnya, pada 2016, pemerintah AS pernah mengatakan peretas yang diduga bekerja untuk intelijen militer Rusia, mengakses email dari berbagai Demokrat AS dan tokoh politik lainnya.

Mengenai peretasan tersebut, para pejabat AS tidak secara pasti mengatakan apakah serangan ini akan mengganggu pemilihan umum atau urusan pemerintah. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pula adanya motif seperti itu di masa depan. (ryn)

Baca juga:

Peretas Rusia Diduga Curi Data Vaksin Virus Corona

#Amerika Serikat #Pemilu Amerika #Peretasan #Hacker
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan