MerahPutih.com- Geliat perpolitikan nasional makin panas ditengah manuver partai yang tengah membangun koalisi.
Ormas keagamaan pun memastikan tak ingin dijadikan alat untuk meraup suara.
Baca Juga:
Waketum PBNU Promosikan Erick Thohir sebagai Calon Ketua Umum PSSI
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) menegaskan, bahwa NU tak boleh dijadikan alat politik. Khususnya menjelang Pemilu 2024.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menegaskan kembali sikap NU guna menghadapi tahun politik pada Pemilu 2024.
Gus Yahya menuturkan sikap NU menolak politik identitas. Baik itu identitas Islam, agama, atau NU, yang digunakan sebagai senjata politik guna menggalang dukungan.
"Tak akan ada calon presiden dan calon wakil presiden atas nama NU. Tidak akan ada," tegas Gus Yahya kepada awak media selepas acara Anugerah Satu Abad NU, Rabu (1/2).
Baca Juga:
Ketua PBNU Nilai Sistem Proporsional Tertutup Kurangi Hak Pemilih
Gus Yahya menuturkan, NU tidak boleh diperalat sebagai senjata politik untuk mengumpulkan dukungan.
"Tidak boleh ada orang yang berusaha menutupi kekurangannya, hanya dengan mengklaim NU sebagai basisnya," lanjut mantan anggota Watimpres ini.
Meski begitu, ia mempersilakan kader-kader NU untuk memberikan dukungan secara politik. Namun, ia menggarisbawahi bahwa dukungan tersebut bukan atas kelembagaan NU.
"NU sebagai organisasi sebagai institusi tidak boleh digunakan untuk dukung mendukung dan kegiatan politik apa pun," katanya. (Knu)
Baca Juga: