MerahPutih.com - Muktamar Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Lampung, memutuskan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjadi Ketum Umum PBNU mendampingi Rais Aam PBNU terpilih, Miftachul Akhyar menggantikan Said Aqil Siroj.
Gus Yahya, mantan jubir Presiden Gus Dur, meraup suara 337, sedangkan Said Aqil Siroj meraih 210. Suara tersebut bertambah 10 suara ketika Gus Yahya dipercaya untuk menjadi bakal calon ketum atau dipemilihan putaran pertama.
Baca Juga:
Miftachul Akhyar Kembali Jadi Rais Aam PBNU, Jabatan Ketum MUI Bakal Dilepas
Dalam penentuan bakal calon calon Ketua Umum PBNU, Gus Yahya berhasil mengumpulkan 327 suara atau unggul jauh atas kontestan lain yang diusung para muktamirin dalam Muktamar Ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12) dini hari.

Sementara petahana, Said Aqil Siroj, menempati posisi kedua dengan perolehan 205 suara. Di tempat ketiga, As'ad Said Ali mengantongi 17 suara, Marzuqi Mustamar 2 suara, Ramadhan Buayo 1 suara, abstain 1 suara, dan 1 suara batal sehingga hanya 552 suara atau berkurang 6 suara dari total 558 muktamirin yang menggunakan hak suara.
Untuk melaju ke babak pemilihan ketum, berdasarkan ketentuan AD/ART PBNU, maka yang dinyatakan lolos sebagai calon ketua umum harus mengumpulkan lebih dari 99 suara.
Dalam pemilihan ini, sebanyak 558 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang NU (PCNU) menggunakan hak suara dengan metode yang dipakai adalah setiap pemilik suara menuliskan nama kandidat bakal calon ketua umum pada selembar kertas, lalu tahap ke-2, para pengurus memilih satu dari dua kandidat sehingga adanya pemenang.
Yahya Staquf resmi menjadi Ketum PBNU setelah menang di dua tahapan penghitungan suara. Gus Yahya langsung mendatangi Said Aqil Siroj dan memeluknya. (Pon)
Baca Juga:
Para Kiai Sepuh Datangi Muktamar NU, Ingin Jaga Marwah Rais Aam