MerahPutih.com - Muktamar NU tengah berlangsung di Lampung. Paling tidak, ada dua kandidat yang mengemuka untuk bertarung memperebutkan Ketua Umum PBNU yakni K.H. Aqil Said Siroj dan K.H. Yahya Cholil Staquf.
Kandidat calon Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengklaim memiliki agenda apabila terpilih melanjutkan tongkat kepemimpinan PBNU yakni memperkuat partisipasi Nahdliyin dalam membantu warga miskin.
Baca Juga:
Para Kiai Sepuh Datangi Muktamar NU, Ingin Jaga Marwah Rais Aam
"Yang bisa dilakukan oleh NU adalah mengkonsolidasikan partisipasi masyarakat untuk membantu negara dalam mengatasi masalah kemiskinan ini. Tapi negara harus punya agenda yang jelas tentang bagaimana strategi dalam mengatasi kemiskinan," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya ini di Lampung, Rabu (23/12).
Ia mengatakan, secara konstitusi dijelaskan bahwa fakir, miskin, hingga orang terlantar menjadi tanggung jawab negara dalam mengurusnya. Tetapi sebagai elemen masyarakat, PBNU harus berpartisipasi membantu pemerintah dalam mengentaskan orang miskin.
"Kemudian, NU sebagai elemen masyarakat madani nanti akan ikut berpartispasi dan kontribusi untuk menjalankan yang menjadi agenda negara dalam soal ini," kata dia.
Disinggung mengenai kontestasi, Gus Yahya mengatakan, dalam panggung demokrasi, kompetisi merupakan hal yang biasa. Kendati silih meyakinkan muktamirin dalam penghimpunan suara, setelah itu antarsesama kontestan saling berangkulan demi organisasi.
"Yang saya lakukan selama ini saya mengajak kepada PWNU dan PCNU membuat kesepakatan baru yang harus kita kerjakan bersama terutama dalam menyongsong abad ke-100 ini," kata dia.
Ia menegaskan, dari laporan yang diterimanya, ada permintaan dari pengurus ranting, cabang, wilayah, hingga pusat agar komunikasi antarpengurus diperbaiki. Selama ini komunikasi antarpengurus kerap terputus.
Sementara itu, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan, dua kandidat terkuat Ketua Umum PBNU, yakni K.H. Aqil Said Siroj dan K.H. Yahya Cholil Staquf memiliki kedekatan dengan Gus Dur.
"Saya bersyukur dua kandidat terkuat sama-sama punya kedekatan dengan Gus Dur secara pemikiran," katanya.

Ia mengatakan, keduanya memang murid Gus Dur dan memiliki kemampuan dalam mengartikulasikan serta menerjemahkan gagasan Gus Dur dalam konteks peradaban modern saat ini.
"Jadi bagi saya dan keluarga, ini adalah sebuah hal yang membanggakan dan semoga bisa membawa kebaikan bagi umat Islam di Indonesia dan dunia," katanya dikutip Antara.
Ia menyampaikan, syukur karena muktamar telah berjalan dengan baik meski terdapat keterbatasan dikarenakan masih dalam suasana pandemi COVID-19.
"Namun kita lihat di sini ada ghirah atau semangat dari muktamirin yang menyempatkan hadir di muktamar di Lampung. Tentunya saya juga mohon doa kepada masyarakat Indonesia agar muktamar ini berjalan dengan baik," ujarnya. (*)
Baca Juga:
Gus Ipul Minta Panitia Muktamar NU Benahi Sistem Registrasi Peserta