MerahPutih.com - Melambungnya harga minyak goreng di Tanah Air membuat para pedagang kecil menjerit. Bahkan, puluhan ribu pemilik warteg yang tergabung dalam Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) mengancam akan menaikkan harga dagangannya jika sampai akhir Januari ini harga minyak goreng tidak kunjung turun.
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, melambungnya harga minyak goreng yang sudah berlangsung cukup lama, sejak beberapa bulan terakhir, sangat memberatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), termasuk ibu-ibu rumah tangga.
Baca Juga:
Harga Minyak Goreng Melambung, Jokowi Diminta Contoh Malaysia
"Ini aneh karena momentum Natal dan Tahun baru juga sudah lewat, tapi kok hingga saat ini harga minyak goreng masih cukup tinggi,” ujar Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin dikutip dari laman resmi PKB, Selasa (12/1).
Saat ini, harga minyak goreng eceran rata-rata sekitar Rp 20.900. Namun, harga di sejumlah daerah berbeda-beda, ada yang tembus Rp 25.000-26.000/kg.

Gus Muhaimin mengatakan bahwa mahalnya harga minyak ini memang dipengaruhi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) internasional. Kendati begitu, harus ada solusi cepat agar harga minyak goreng kembali stabil. Misalnya dengan operasi pasar atau langkah-langkah strategis lainnya.
Menuturnya, hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Rakyat dinilai baru mencoba bangkit setelah lama hidup dalam kesulitan karena pandemi.
"Mohon pemerintah segera mengambil tindakan nyata yang bisa menekan harga minyak goreng,” urainya.
Baca Juga:
Erick Thohir Sebut Minyak Goreng untuk Operasi Pasar 'Kemasan Ekonomis'
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra ini mengatakan bahwa instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menstabilkan harga minyak goreng di dalam negeri harus segera ditindaklanjuti oleh Menteri Perdagangan.
”Pokoknya ini harus dicarikan solusi secepat mungkin agar rakyat tidak terlampau lama kesulitan harena harga minyak goreng,” katanya. (Asp)