K-Pop
Gunakan Bahasa Isyarat di Koreografi ‘Permission to Dance’, RM BTS Ngaku Bersenang-Senang
SEOLAH ingin menandai berakhirnya pandemi COVID-19, BTS merilis lagu baru mereka, 'Permission to Dance'. Lagu berbahasa Inggris ketiga itu ditulis bersama Ed Sheeran yang juga bekerja sama dengan Steve Mac, Johnny McDaid dan Jenna Andrews, yang sebelumnya juga terlibat dalam lagu Dynamite dan Butter.
Lagu dengan energi dan ritme tinggi ini dirilis dengan video musik penuh pesan cinta serta harapan. Amat sulit untuk melewatkan pesan inklusi, keberagaman, dan optimisme yang disampaikan Bangtan Boys. Mereka menyebarkan kehangatan di masa-masa sulit ini dengan meninggalkan jejak pesan tersembunyi di dalam lirik lagu mereka. Bahkan dalam video musik, mereka juga mempromosikan persatuan dan mengakhiri kejahatan serta kebencian di Asia.
BACA JUGA:
Dukungan CEO YouTube untuk Kampanye BTS 'Permission To Dance'
Dalam video musik Permission to Dance, terdapat bagian-bagian yang memperlihatkan keberagaman orang dengan jenis kulit, ras, dan usia yang berbeda. Pesan dari imaji itu ialah semua orang dapat melakukan hal yang sama terlepas dari perbedaan fisik. Dengan pesan itu, BTS ingin mendukung kesetaraan untuk orang Asia, orang asing, dan orang kulit hitam.
Sementara itu, balon ungu dalam video menjadi penanda berakhirnya COVID-19. Memang demikian adanya. Kita melihat orang-orang menunjuk pada balon ungu yang melayang di langit. Kemudian pada akhir video, orang-orang melepaskan semua masker yang menandakan dunia telah sembuh.
Setelah dirilis, video musik Permission to Dance milik BTS itu menjadi berita utama karena koreografi nan bermakna. Tak sekadar menari, RM dan kawan-kawan memasukkan bahasa isyarat internasional yang berarti 'menyenangkan', 'menari', dan 'damai'.
Seperti dilansir SBS Star, sang leader, RM, membagikan bagaimana mereka akhirnya memasukkan bahasa isyarat ke koreografi Permission to Dance. Ia menjelaskan ide itu tiba-tiba muncul dan menjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sehingga mereka merasa itu merupakan hal yang sangat bagus untuk dilakukan.
"Kami bersenang-senang saat membuat koreografi dan merasa sangat bangga serta bahagia setelah mendengar banyak orang tersentuh dengan penggunaan bahasa isyarat di Permission to Dance," ujar pria bernama asli Kim Nam-joon itu.
RM memang patut berbangga. Tak kurang, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom mengapresiasi koreografi BTS. Lewat akun Twitter miliknya, Adhanom menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada septet asal Korea Selatan itu.
“Terima kasih BTS karena telah memasukkan bahasa isyarat ke video musik Permission to Dance. Ada 1,5 miliar orang di dunia terpengaruh oleh gangguan pendengaran dan bahasa isyarat dapat membantu mereka untuk terus menikmati musik yang dapat membawa kegembiraan dalam hidup," ujarnya.
Permission To Dance telah memecahkan rekor. Video musik ini menduduki posisi pertama Trending For Music di YouTube seluruh dunia.(Tel)