Google Tak Lagi Jadi Search Engine Utama Android di Eropa, Kenapa?
KABAR menghebohkan datang dari layanan pencarian Google. Di Eropa, Google tak akan lagi menjadi mesin pencarian utama di Android.
Selain harus membayar denda senilai USD$5 miliar, Google pun diminta untuk menyediakan mesin pencari alternatif bagi pengguna OS Android. Aturan tersebut berlaku di Uni Eropa.
Baca Juga:
Dilansir dari laman Gizchine, Google akan diminta untuk memunculkan empat pilihan mesin mencarian, mulai tanggal 1 Maret 2020 nanti. Pilihannya, DuckDuckGo, Bing, Yahoo, dan Google.
Aturan tersebut kabarnya buntut dari tudingan Komisi Uni Eropa, menganggap Google melakukan praktik monopoli search engine dengan dengan sorotan pada sejumlah aspek.
Salah satu poin masalah itu, Google telah sengaja menjadikan Google Search sebagai mesin pencarian default di setiap ponsel berbasis sistem operasi Android.
Baca Juga:
Seperti dilansir The Guardian, Keputusan tersebut merupakan hasil dari penyelidikan selama 39 bulan oleh otoritas persaingan bisnis Komisi Uni Eropa terkait sistem operasi Android Google.
Komisi Uni Eropa menuduh Google sudah melakukan monopoli terhadap tiga aspek. Pertama, Google dengan sengaja men-default Google Search pada smartphone Android.
Kedua, Google membuat sejumlah produsen smartphone hanya bisa menggunakan sistem operasi Android. Tidak ada pilihan lain.
Ketiga, Google sudah menghilangkan hak konsumen dalam memilih dan memberikan insentif keuangan kepada produsen smartphone, serta operator seluler, agar mereka membuat konsumen hanya melakukan pra-instalasi Google Search, untuk fitur mesin pencari pada smartphone. (Ryn)
Baca Juga:
ByteDance Bantah Rumor TikTok Ingin Dijual Karena Tekanan AS