Obituarium

'Godfather of Broken Heart' Tak Lagi Menggoyang Panggung

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 05 Mei 2020
'Godfather of Broken Heart' Tak Lagi Menggoyang Panggung
Didi 'Godfather of Brokenheart' Kempot. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

FENOMENA adalah kata yang tepat menggambarkan sosok Didi Kempot. Di era milenial ini penyanyi campursari bernama lengkap Donisius Prasetyo berhasil mengikat penggemarnya dari berbagai usia dan status sosial bahkan lintas suku bangsa dalam Sobat Ambyar.

Adik dari pelawat terkenal, Mamiek Prakoso ini, pernah ngamen keliling Surakarta, Yogyakarta dan beberapa kota lainnya pada sekitar tahun 1984. Dalam wawancaranya pada program Kick Andy beberapa waktu yang lalu, dia cenderung lebih mengikuti ibunya yang penyanyi keroncong. Ketimbang bapaknya yang pelawak.

Baca Juga:

Didi Kempot Taklukkan Milenial

didi
Didi Kempot menghibur penonton di Live Space SCBD, Jakarta, Jumat, (20/9/2019). (MP/Rizki Fitrianto)

Pria kelahiran 31 Desember 1966 ini kemudian mengadu keberuntungannya ke Jakarta pada tahun 1987 tetap sebagai pengamen. Dari sinilah kemudian muncul istilah Kempot yang merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar. Nama yang dipakainya sampai akhir hayatnya.

Sebari mengamen kelompok ini juga menyiapkan demo rekaman yang dijajakan ke berbagai studio di Jakarta. Demo rekaman ini kemudian menarik perhatian studio rekaman besar di Indonesia, Musca's Studio. Maka pada tahun 1989 meluncurlah album Cidro. Kreativitas lagu Didi tidak jauh dari cinta dan patah hati. Tema yang disukai pasar Indonesia. Namun kelebihan lagu miliknya adalah membuat pendengarnya bergoyang meskipun dalam bungkus patah hati.

Dekade 1990-an adalah masa keemasan Didi Kempot. Namanya langsung melejit dalan genre campursari. Didi kemudian tampil dari panggung ke panggung dan mulai menarik banyak penggemar. Penggemarnya ini menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang diikat dalam Sobat Ambyar.

Baca Juga:

Fakta Di Balik 5 Lagu Campursari Paling Galau Dari Didi Kempot

didi
Didi Kempot berduet bersama Saskia JKT48 menghibur penonton di Live Space SCBD. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Jejak karier Didi Kempot tak hanya di Nusantara saja. Dia adalah superstar di Suriname. Kunjungannya ke negara itu sudah tak terhitung dengan banyak konser. Dari Suriname, Didi melangkah sampai ke Belanda. kembali ke Indonesia sekitar tahun 1998 untuk kemudian merilis lagu hitnya yang paling luas Stasiun Balapan di tahun 1999.

Semenjak saat itu namanya kian menanjak dan menanjak. Bahkan dalam era milenial popularitasnya tidak berkurang sama sekali. Malahan kian meluas hingga tampil dalam berbagai acara-acara musik bergengsi di Indonesia. Kehadirannya selalu berhasil menarik perhatian orang.

Meskipun statusnya adalah superstar, namun Didi tetaplah Didi. Dia tetap pribadi yang sederhana dan menghormati semua orang. Kalau di atas panggung bersama musisi lain, ia selalu memberikan ruang pada musis itu meskipun dia adalah bintang yang sesungguhnya. (psr)

Selamat jalan Godfather of Brokenheart!

Baca Juga:

Nama Didi Kempot Ternyata Memiliki Arti

#Didi Kempot #Campursari #Musik
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan