Kuliner

Gingerbread, si Imut Kue Jahe Ikon Natal

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 25 Desember 2021
Gingerbread, si Imut Kue Jahe Ikon Natal
Gingerbread, kue khas Natal. (Foto: michele-purin/unsplash)

SAAT Natal, salah satu sajian kue yang selalu tersedia ialah gingerbread atau kue jahe. Kudapan berempah hangat berbentuk lucu ini memang identik banget dengan Natal. Rasanya, enggak ada film Natal yang melewatkan adegan membuat kue jahe.

Meskipun tampilannya lucu kekinian, ternyata gingerbread ini sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu loh.

BACA JUGA:

Resep Minuman Vegan dari TikTok yang Wajib Kamu Coba!

christmast cookies
Resep pertama gingerbread muncul jauh sebelum perayaan Natal. (foto: Pixabay/jill111)

Meskipun Natal dirayakan untuk mengenang kelahiran Yesus, kue jahe yang kini identik dengan perayaan tersebut ternyata sudah dikenal sebelum budaya Natal dikenal.

Buku Making Gingerbread Houses menyebut resep pertama gingerbread pertama kali muncul di Yunani pada 2.400 sebelum masehi (SM). Itu jauh sebelum Natal menjadi perayaan hari kelahiran Yesus.

Awalnya sih, wujud gingerbread enggak selucu saat ini. Istilah gingerbread ketika itu merujuk pada olahan jahe yang berbentuk sari jahe. Seiring berjalan waktu, gingerbread berkembang menjadi manisan yang terbuat dari madu dan rempah-rempah.

gingerbread
Gingerbread menyebar ke penjuru dunia. (foto: pixabay/theandrasbarta)

Dari Yunani, resep gingerbread kemudian menyebar ke berbagai peradaban. Pada 992, seorang biarawan dari bagian barat Yunani membawa serta resep tersebut ke Prancis. Selama tujuh tahun tinggal di Prancis, sang biarawan membagi ilmu membuat gingerbread ke warga Nasrani setempat.

Sementara itu, di daerah asal jahe, Tiongkok, gingerbread baru dikenal pada abad ke-10.

Tak berhenti di sana, pada abad ke-13, resep kue jahe merambah Swedia. Imigran Jerman lah yang membawanya ke sana. Para biarawati Swedia biasa memanggang kue jahe sebagai penawar masalah pencernaan.

gingerbread
Para biarawati memanggang kue jahe sebagai penawar gangguan pencernaan. (foto: pixabay/jill111)

Hal itu tidak mengherankan karena kandungan jahe di dalamnya punya manfaat membantu menyehatkan pencernaan. Itulah yang membuat kue ini jamak dijual di apotek, biara, dan pasar petani di kota. Di abad pertengahan Inggris, gingerbread memang dipercaya punya manfaat pengobatan. Saking terkenalnya gingerbread di 'Negeri Ratu Elizabeth' itu, sampai-sampai ada Market Drayton di Shropshire, Inggris, yang diklaim sebagai 'rumah bagi gingerbread'.

Setelah Inggris, giliran Amerika yang merasakan nikmatnya gingerbread. Di daerah bekas koloni Inggris ini, kue jahe baru dikenal di abad ke-18. Para perantau Eropa membawa gingerbread ke Amerika. Di negara ini, resep gingerbread kemudian ditambah molase yang lebih murah ketimbang gula serta bisa membuat kue lebih lembut.

gingerbread house
Bentuknya lucu-lucu, dari orang sampai rumah. (foto: Pixabay/annca)

Karena sejarah kue ini yang panjang banget, enggak mengherankan jika kue ini sudah banyak mengalami perubahan dari resep asli. Tekstur dan bentuk kue jahe yang kamu kenal kini sudah berbeda dari aslinya dulu.

Di Jerman dan Paris, gingerbread teksturnya keras. Beda lagi di Inggris, gingerbread dibuat lebih lembut.

Dalam hal bentuk, gingerbread pun sudah berevolusi. Awalnya gingerbread dibuat dengan cetakan kayu yang memiliki ukiran. Kue akan dilapisi dengan icing untuk menonjolkan ukiran pada kue.

Sekarang, gingerbread lebih familier dengan bentuk manusia lucu. Bentuk itu pertama kali dibuat untuk Ratu Elizabeth I.

Sementara itu, gingerbread house yang berbentuk rumah baru dibuat pada abad ke-16 oleh orang-orang Jerman. Rumah gingerbread dibuat semirip mungkin dengan rumah di musim dingin. Ada cerobong asap dan salju yang memenuhi gentingnya. Benar-benar menyimbolkan perayaan Natal. Enggak cuma enak dilihat, rumah kue jahe juga punya khasiat menghangatkan tubuh di malam Natal.

Dengan rasa yang nikmat dan sensasi hangat jahe bercampur rempah, pantas saja gingerbread jadi kue ikonik dalam setiap perayaan Natal di seluruh penjuru dunia.(dwi)

#Kuliner #Natal
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan