MerahPutuh.com - Debat Pilwakot Solo tahap pertama yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, telah selesai, Jumat (6/11) malam. Namun, debat ini jadi sorotan.
Walaupun, baik palson nomor 01, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) telah memaparkan visi misinya. Bahkan, pada kesempatan debat keduanya saling melontarkan pertanyaan dan sanggahan dari apa yang telah mereka paparkan.
Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Agus Riewanto merujuk pada aspek materi debat, Gibran bisa dilihat lebih unggul.
Baca Juga:
Debat Pilkada Makassar, KPU Libatkan Guru Besar
"Materi Gibran lebih baik. Yang jadi sorotan saya cara (Gibran) mengartikulasikan gagasan terlalu emosional, cenderung kaku dan tidak rilek," ujar Agus, Sabtu (7/11).
Dikatakannya, untuk materi debat Bajo sederhana sekali dan seperti bukan kampanye tapi lebih pada curhat. Kemudian terkait penyampaian debat, Bajo lebih tenang dan apa adanya khas rakyat.
Ia mengatakan, pada dasarnya kedua paslon sama-sama belum menyentuh problem riil yang dihadapi masyarakat Solo. Hal itu dipengaruhi karena kedua paslon merupakan pendatang baru dan belum punya pengalaman politik.

"Dari segi pembawaan, paslon Bajo lebih santun dan njawani, sementara untuk paslon Gibran terkesan lugas tanpa basa-basi khas anak muda jaman now," tutur dia.
Ia berharap, ada perbaikan cara berkomunikasi keduanya saat debat tahap kedua atau terakhir awal Desember kemarin. Pihaknya memberikan masukan agar Gibran perlu lebih rileks tidak emosional dan riset mendalam atas problem Solo
"Untuk paslon Bajo lebih tegas dan artikulatif agar. Perlu perbaikan retorika dan logika yang kuat terutama saat mendapatkan pertanyaan dari paslon 01," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah).
Baca Juga: