PADA media sosial, semakin banyak orang mengungkapkan bahwa mereka mengalami ghostlighting ketika berkencan. Ini bukan tentang lampu yang berbentuk seperti Casper the Friendly Ghost ya.
Tidak, ghostlighting adalah gabungan dari dua hal yang sangat luar biasa yang mungkin tidak ingin kamu alami saat berkencan. Sayangnya ini sangat umum terjadi, yaitu gabungan dari ghosting dan gaslighting.
Baca Juga:

Ghosting mengacu pada seseorang yang pernah kamu kencani atau menjalin hubungan tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Di-ghosting itu membingungkan, membuatmu bertanya-tanya apa yang mungkin telah kamu katakan atau lakukan.
Gaslighting adalah teknik yang sangat manipulatif di mana seseorang membuat pernyataan untuk menipumu selama jangka waktu yang lama dengan cara yang membuat kamu mempertanyakan penilaian sendiri, persepsi tentang diri sendiri, persepsi tentang realitas, atau bahkan kewarasanmu.
Misalnya, atasan kamu, yang secara struktur perusahaan memiliki kekuasaan atasmu, menggertak dan mengklaim bahwa kamu menindasnya. Atau, pasanganmu malah marah kepadamu karena kamu kurang percaya padanya ketika dia kepergok selingkuh.
Jadi, bagaimana seseorang melakukan keduanya, ghosting dan gaslighting? Jadi, setelah seseorang tiba-tiba menghilang dari hidupmu. Orang itu mungkin memutuskan untuk kembali suatu hari tetapi tidak menawarkan permintaan maaf atau penjelasan yang diperlukan. Sebaliknya, orang itu mungkin menyangkal bahkan membuat kamu takut bertanya.
Misalnya, orang tersebut mungkin berkata, "Saya pernah menghubungimu untuk mengajak nonton," tanpa mengakui fakta bahwa tidak mungkin lagi menonton film awal tahun 2000an di bioskop.
Lebih buruk lagi, orang itu mungkin menyalahkan kamu. Misalnya, orang itu mungkin bertanya, "Mengapa kamu tidak menelepon atau kirim pesan teks?" atau mengatakan, "Kamu kurang usaha", padahal kamu telah menelepon 10 kali.
Baca Juga:

Alasan seseorang melakukan ghostlighting seperti dirangkum dari Psychology Today (24/7).
1) Salah satu kemungkinannya adalah keadaan hidupnya berubah sedemikian rupa sehingga orang tersebut tidak mau mengungkapkan atau mengakuinya. Dalam beberapa kasus, perubahan itu bisa jadi sensitif dan sangat pribadi, misalnya masalah kesehatan atau keuangan.
Namun demikian, orang tersebut setidaknya dapat mengatakan bahwa mereka harus berurusan dengan sesuatu dan perlu menjauh, sebelum menghilang. Semua ini bisa menjadi pertanda bahwa orang tersebut bukanlah komunikator yang baik atau cenderung memiliki kepribadian yang menghindar.
2) Kemungkinan kedua adalah bahwa orang tersebut sebenarnya lebih tertarik pada orang lain tetapi tidak berhasil mendapatkannya dan sekarang kembali ke pilihan kesekian, yaitu kamu.
3) Kemungkinan ketiga adalah bahwa orang tersebut benar-benar manipulatif, tidak peduli dengan perasaanmu, pembohong sejati, atau kombinasi dari hal-hal ini.
Jika kamu mendapatkan seseorang yang melakukan ghostlighting, tanyakan pada dirimu apakah kamu ingin berurusan dengan siapa pun yang akan melakukan hal seperti itu?
Sekali lagi, ghosting sudah menyebalkan, ditambah dengan gaslighting seperti menuangkan cuka ke atas luka.
Meskipun kamu mungkin penasaran dengan orang semacam ini, ingatlah pelaku gaslighting sangat jago mengaburkan garis realitas. Jadi kemungkinan kamu mendapatkan jawaban yang jujur sangatlah rendah. Menutup pintu buatnya mungkin merupakan hal terbaik untuk dilakukan. (aru)
Baca Juga:
Banyak Pria Lajang akan Gunakan ChatGPT untuk Tipu Calon Pasangan Kencan