Geruduk MK, Massa 212 Minta Hakim Bertindak Adil
MerahPutih.com - Ribuan massa aksi Persaudaraan Alumni (PA) 212 datang untuk mengawal MK mulai berkumpul di patung kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Massa menyebar sampai mendekati kawat berduri di depan gedung Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Massa tak bisa menembus kawat berduri dan beton MCB yang dipasang membentang di Jalan Medan Merdeka Barat. Tampak mereka membawa sejumlah spanduk berukuran cukup besar bertulisan 'Kecurangan bagian dari demokrasi? Matamu Picek!!!', "Arek Suroboyo Istiqomah Bela Islam Aksi Kedaulatan Rakyat'.
Beberapa masyarakat yang ingin ke kantor Kementerian Perhubungan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika harus memutar balik dan melewati Jalan Abdul Muis.
BACA JUGA: Sandiaga Puasa Sunah Jelang Putusan MK, Kertanegara Masih Sepi
Jalanan pun dibuat macet dan masyarakat harus mencari jalan lain seperti Medan Merdeka Timur dan kawasan Abdul Muis, Tanah Abang. Di belakang kawat berduri, mobil anti huru-hara bersiaga. Terlihat pula sejumlah anggota Brimob berjaga di titik ini.
Sampai saat ini, sebagian besar massa masih berada kawasan patung kuda Arjuna Wijaya. Hanya satu atau dua orang yang mendekat ke kawat berduri. Jarak antara patung kuda dan kawat berduri sekitar 400 meter, sementara jarak antara kawat berduri dan gedung MK sekitar 400 meter
Korlap Aksi Halalbihalal 212 Bernard Abdul Jabbar mengatakan, aksi turun ke jalan tersebut untuk meminta keadilan atas persidangan di Mahkamah Konstitusi. Ia membantah jika massa yang hadir merupakan pendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Ini bukan soal 01 dan 02, siapapun dan apapun keputusannya kami berharap Mahkamah Konstitusi memutuskan dengan seadil-adilnya," kata Bernard kepada wartawan, Kamis (27/6).
BACA JUGA: Kronologi Maju Mundur Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi
Dalam aksi tersebut, massa melakukan doa bersama agar para hakim MK bisa memutus perkara dengan seadil-adilnya. Bernard juga mengatakan, adanya putusan MK dapat mendinginkan suasana politik dan kebangsaan.
"Nanti akan kita lihat. Intinya kita berjuang demi menuntut rasa keadilan," tegasnya. (Knu)