Gereja Ayam Menyimpan Segudang Artefak Sejarah

Fadhli Fadhli - Minggu, 10 Januari 2016
Gereja Ayam Menyimpan Segudang Artefak Sejarah
Foto: MerahPutih/Yohanes Abi

MerahPutih Wisata - Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Pniel, alias Gereja Ayam merupakan bangunan sejarah dan menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi pemerintah, karena Gereja bergaya Italia-Portugis ini menyimpan segudang artefak sejarah.

Pendeta Adriano Wangkay, S. Th mengatakan, dahulu bentuk gereja tidak seperti saat ini. Gereja Ayam dibangun tahun 1856 tapi masih dalam bentuk Kepel (gereja kecil) yang luas tanah seluruhnya adalah 7.672 meter persegi.



"Seiring menambahnya jumlah jemaat yang beribadah ditempat ini akhirnya pada Gereja (GPIB) atau masyarakat mengenal gereja ayam ini mulai direnovasi ditandai dengan peletakan batu pertama pada tahun 1913," ungkap Pendeta Adriano saat ditemui di salah satu ruangan Gereja Ayam, Jakarta Pusat, Jumat (8/1).

Gedung gereja ini dirancang oleh arsitek kondang yakni Cujipers dan Hulswit dari biro arsitek E D Cujipeers dan Hulswit, Batavia. Menurutnya, gaya arsitek Gereja ini bercorak Neo Romantik dengan unsur-unsur campuran Ghotic dan Neo Barok.

 
Selain itu, terlihat tujuh jendela bulat disini,nterdapat ornamen kaca yang dipatri dan membentuk beberapa gambar. Gaya jendela ini disebut dengan Art Nouveau (Jugenstil), tujuh lingkaran menjadi satu ini sangat apik dan ada di beberapa sudut gereja. 

Tidak hanya itu, tedapat dua buah prasasti yang melekat pada dinding gereja. Bila dilihat dari dekat bertuliskan dengan bahasa Belanda. Letaknya tidak jauh dari pintu masuk depan dan di dalam gedung.

"Pada bagian tengah terapat gambar ayam jantan, konon memiliki arti yaitu melambangkan kesaksian. Setelah mengalami perombakan, gereja mampu menampung sekitar 2.000 jemaat untuk mengikuti ibadah," tuturnya.

Pendeta Adriano menuturkan nama Gereja Pniel memiliki arti, dalam bahasa Belanda disebut Haantjes Kerk yaitu dengan pengertian bahasa Indonesia Gereja Persekutuan. 

"Nama Pniel sendiri diambil dari bahasa Firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab, Pernjanjian Lama Kejadian 32: 22-32," terangnya.

Pada bagian altar diletakkan pula sebuah Alkitab Bersampul kayu berukuran 39 x 29 cm, tebal 17 cm pemberian Ratu Belanda "Sophia Frederika Mathilda".



"Alkitab ini usianya sekitar 200 tahun dan hanya dua yang memiliki oleh kami serta pihak Belanda. Alkitab ini juga pernah diperbaiki di Belanda pada tahun 1991 kemudian diserahkan kembali tahun 1993," terang Pendeta sembari menunjukkan tempat Alkitab.
Untuk kursi tempat duduknya masih bentuk asli terbuat dari kayu jati dan Rotan, sehingga ketahanannya sangat lama. 

"Hingga saat ini kursi-kursi tersebut masih terlihat kokoh, tapi ada perbaikian sedikin yang terdapat pada lapisan busanya sudah diganti akibat rusak," terangnya.

Pada bagian atas terdapat pula sebuah lonceng kuno diameter 70 cm yang bertuliskan A. H. Van Bergen Azin dan terhubung dengan sebuah jam kuno.



Pendeta Adriano menjelaskan untuk melihat benda tersebut harus menaiki tangga terjal setinggi 10 meter.

"Jam yang digerakkan secara manual ini telah rusak sejak 25 tahun silam. Hingga kini. Meski sempat rusak, jam tersebut sudah diperbaiki di negara asalnya di belanda," tuturnya sambil menyeka keringat yang bercucuran saat menaiki anak tangga.
Gereja Ayam juga menyimpan benda-benda antik seperti teko, piala, bejana Baptis, cawan, piring roti, dan tempat lilin yang dilapisi perak murni.



"Tapi tiang tempat piring bejana baptis ini diganti dengan besi putih, karena tiang aslinya hilang," tuturnya. 

Disamping itu, gereja ini juga memiliki sebuah organ kuno dengan ukuran sekitar 114x58 cm dan tinggi 113cm. Organ ini diproduksi pada tahun 1905 dan juga didatangkan langsung dari Belanda.

Namun, akibat termakan usia organ asli tidak bisa digunakan kembali untuk mengalunkan lagu pujian.

"Karena beberapa bagian dalam organ sudah menua dan rusak. Akhirnya kami memutuskan untuk mengganti organ tersebut," tandasnya. (Abi)

 

BACA JUGA:

  1. 5 Pantai Paling Eksotis di Banten
  2. Wisata Hemat Taman Buaya Tanjung Pasir Jadi Favorit
  3. Pantai Tanjung Pasir, Alternatif Wisata di Banten
  4. Panorama Pantai Ciputih Banten yang Memukau
  5. Pengunjung: Masjid Pintu Seribu Tak Memiliki Fungsi Sebagai Masjid
#Gereja #Wisata Rohani #Wisata Indonesia #Gereja Ayam
Bagikan
Ditulis Oleh

Fadhli

Berkibarlah bendera negerku, tunjukanlah pada dunia.
Bagikan