MerahPutih.com - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mulai melakukan pendataan terkait jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11).
Kepala Basarnas, Marsekal Madya Henri Alfiandi menyebut jumlah korban yang meninggal tercatat ada 162 orang dan ratusan warga luka-luka.
Baca Juga
"Yang tercatat meninggal 162, luka-luka 326 orang, 13.784 warga mengungsi," ujar Henri dalam konferensi pers di kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (22/11).
Kata dia, data tersebut tercatat hingga pukul 20.00 WIB pada Senin (21/11). Jika pada pagi ini, kemungkinan data korban bisa bertambah.

Dia juga membeberkan jumlah rumah dan bangunan yang rusak imbas guncangan gempa M 5,6 kemarin. Menurutnya, sebanyak 2.345 rumah dan bangunan tercatat mengalami kerusakan.
"Itu adalah laporan yang terkumpul pada malam hari tadi pukul 20.00 WIB," ujarnya.
Basarnas telah mengerahkan tim SAR untuk melaksanakan operasi di sejumlah titik terdampak gempa Cianjur. Tim juga menggunakan helikopter guna menjangkau daerah terpencil yang terdampak parah.
"Kami juga mengerahkan helikopter HR-3604 untuk melaksanakan pantauan dari udara, sekaligus untuk evakuasi media udara jika diperlukan," kata Henri.
Sayangnya, Tim SAR menghadapi sejumlah kendala saat mengevakuasi korban. Misalnya, akses jalan rusak hingga banyaknya korban yang tertimbun reruntuhan. Hingga siang ini, Basarnas telah menerima laporan 27 korban hilang.
Baca Juga
Gubernur Ridwan Kamil Sebut 162 Orang Meninggal Akibat Gempa Cianjur
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, mereka yang jadi korban bencana di Cianjur termasuk orang yang syahid.
Laporan dari gubernur, kata Muhadjir, sebagian besar korban meninggal dunia anak sekolah karena waktu kejadian bersamaan waktu mengaji di Madrasah Diniyah di masjid.

Hal ini karena sebagai kegiatan di Cianjur setelah sekolah formal mereka mengikuti pendidikan non formal. Muhadjir memastikan, pemerintah sudah melakukan langkah cepat.
"Baik pemkab dan provinsi dan kami ucapkan terima kasih kepada seluruhnya karena melakukan langkah cepat tidak bertele-tele, tepat waktu dan cepat," ungkap Muhadjir.
Ia juga menyebut, kebutuhan dari BNPB memutuskan hanya ada satu posko ditempatkan di kantor atau pendopo Bupati Cianjur.
Muhadjir berharap, wartawan bisa menghimpun data dari satu pintu dan posko. Ia memastikan ada konferensi pers setiap pukul 17.00 WIB.
"Masa darurat ditangani secepat mungkin, karena semakin cepat maka makin baik memperpendek penderitaan warga," tutup Muhadjir. (Knu)
Baca Juga
Kemensos Siapkan 1.000 Tenda Besar Tampung Pengungsi Koban Gempa di Cianjur