MerahPutih.com - Penyebaran COVID-19 di Tiongkok hingga kini belum berhenti, bahkan mengalami peningkatan akhir-akhir ini.
Tiongkok kembali dilanda gelombang kasus COVID-19 yang oleh pakar diperkirakan puncaknya akan terjadi pada Juni 2023 dengan 65 juta kasus per pekan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing menyebutkan bahwa selama 15-21 Mei terdapat 25.544 kasus COVID-19 di Ibu Kota atau empat kali lipat dibandingkan periode 24-30 April.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Hajar Aswad Beresiko Tularkan HIV dan COVID-19
"Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 96,5 persen di antaranya bersifat menyerang saluran pernapasan," kata CDC Kota Beijing seperti dikutip Antara, Sabtu (27/5).
Di Tiongkok tercatat lebih dari 2,1 juta kasus COVID-19 secara nasional yang terjadi selama 1-30 April.
Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Tiongkok, sebanyak 2.217 di antaranya meninggal dunia.
Sementara itu, pakar penyakit pernapasan Prof Zhong Nanshan sebelumnya sudah mengingatkan bakal terjadinya gelombang kasus besar.
Menurut dia, gelombang kecil kasus COVID-19 pada akhir April dan awal Mei telah berhasil diantisipasi. Namun, pada Mei kasus akan memuncak menjadi sekitar 40 juta per pekan. Kemudian, dia memperkirakan pada akhir Juni akan mencapai 65 juta kasus per pekan dengan didominasi oleh varian XBB.
Baca Juga:
Wapres Minta Masyarakat Tetap Waspada COVID-19
Sebelumnya, Zhong juga memperkirakan 85 persen penduduk Tiongkok telah terpapar COVID-19. Dengan demikian, sekitar 1,1 miliar hingga 1,2 miliar jiwa penduduk Tiongkok sudah tidak lagi memedulikan gejala COVID-19 tersebut.
Dua jenis vaksin COVID-19 untuk melawan varian XBB telah disetujui oleh otoritas setempat, sedangkan tiga atau empat jenis lainnya menyusul.
"Dengan demikian Tiongkok akan menjadi yang terdepan dalam pengembangan vaksin yang lebih efektif," katanya.
Sejak 9 Desember 2022, otoritas Tiongkok menurunkan status penanganan COVID-19 sehingga lebih longgar dan sudah ada tidak ada lagi penguncian wilayah secara ketat jika ditemukan kasus positif seperti yang diterapkan sepanjang 2020-2022. (*)
Baca Juga:
Tetap Waspada Meskipun Pandemi COVID-19 Dinyatakan Berakhir