PENDIRI perusahaan tambang batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Dato' Dr. Low Tuck Kwong, kini menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia versi The Real-Time Billionaires Forbes pada Desember lalu. Pria berusia 74 tahun itu berhasil menggeser posisi Hartono bersaudara yang telah bertahan di peringkat pertama bertahun-tahun.
Mengutip laman forbes, Low Tuck Kwong memiliki kekayaan bersih mencapai USD 25,2 miliar atau setara dengan Rp 390 triliun. Kekayaan Hartono bersaudara memang lebih tinggi bila digabung, tapi jika dipisah, kekayaan masing-masing mereka di bawah Kwong. Michael memiliki harta USD 21,5 miliar (Rp 334 triliun), sedangkan Budi USD 22,3 miliar (Rp 346 triliun).
Low Tuck Kwong berhasil mencapai posisi puncak status orang terkaya di Indonesia setelah hartanya naik empat kali lipat dibandingkan pada tahun 2021. Sejak November 2022, harga saham BYAN melesat 98,99%. Hal itu yang membuat market cap BYAN terdongkrak sangat signifikan.
Peningkatan harga saham BYAN yang terjadi sepanjang tahun ini juga mengantarkan sang pemilik ke jajaran 10 orang terkaya di Indonesia. Harga saham BYAN juga menguat setelah perusahaan itu melakukan aksi korporasi stock split atau pemecahan nilai nominal saham pada Desember 2022.
Baca juga:
Pendiri Kakao Jadi Orang Terkaya di Korea, Intip Profilnya

Sejak awal tahun, saham BYAN tercatat telah memberikan return dari capital gain sebesar 586,1%. Angka itu terbilang sangat fantastis. Nilai kapitalisasi Bayan menduduki peringkat ketiga terbesar di bursa domestik dengan angka mencapai Rp 619 triliun.
Sebelumnya, data Forbes saat memeringkat 50 orang terkaya di Indonesia pada 2021 menunjukkan pendiri Bayan Resources itu hanya berada di posisi ke-18 dengan total kekayaan mencapai USD 2,55 miliar (Rp 39,6 triliun).
Bisnis batu bara pada 2021 memang menghadapi gelombang surut, sebab dunia tengah menolak penggunaannya demi mengurangi emisi karbon. Namun, keberuntungan memihak Low Tuck Kwong pada 2022. Akibat perang Rusia dan Ukraina, permintaan dan harga batu bara melejit pesat.
Eropa yang mulai meninggalkan batu bara juga meningkatkan pesanannya akibat krisis energi. Tak mengherankan bila Bayan Resources dengan 30 anak usahanya, dalam sembilan bulan terakhir, mampu melesatkan pendapatan mereka.
Baca juga:
Posisi Jack Ma Sebagai Orang Terkaya di Tiongkok Tergeser

BYAN mampu mengantongi pendapatan senilai USD 3,3 miliar (Rp 51 triliun) pada tahun 2022 ini. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama di tahun lalu, dengan pendapatan hanya mencapai USD 1,74 miliar (Rp 27 triliun).
Low Tuck Kwong sendiri memulai kariernya dengan bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya, David Low Yi Ngo. Kemudian, pada 1973, ia memutuskan untuk pindah ke Indonesia dan pada 1973, Low Tuck Kwong mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang bergerak di bidang konstruksi.
15 tahun berselang, JSI berekspansi ke bisnis penambangan batubara dan menjadi kontraktor tambang tekremuka. Tak berselang lama, kecintaannya pada Indonesia membawa pria kelahiran Singapura itu mengubah kewarganegaraannya menjadi WNI pada 1992.
Low Tuck Kwong lahir pada 17 April 1948 silam di Singapura, dan terus tumbuh di negara itu hingga berusia 24 tahun. Ia mengadu nasib ke Indonesia pada 1972, lalu resmi menjadi WNI 20 tahun kemudian. (waf)
Baca juga:
Tiongkok Miliki Daftar Orang Terkaya Terbanyak di Atas AS dan India