MENONTON konten video dengan layar penuh menggunakan ponsel pintar tentu memuaskan. Misalnya saja kamu menonton video tutorial gerakan olahraga untuk menurunkan berat badan di Youtube. Dengan layar penuh, kamu lebih bisa memperhatikan gerakan instruktur di video tersebut dengan lebih detail.
Untuk mendapatkan tampilan layar penuh ini kamu harus memiringkan ponsel pintar kamu. Meskipun tidak dimiringkan, pada akhirnya posisi ponsel kamu harus seperti itu setelah mengetuk opsi layar penuh. Konten video yang menampilkan layar penuh hanya bisa hadir dalam bentuk landscape pada ponsel kamu.
Baca Juga:
Seiring berjalannya waktu, konten video dengan tampilan penuh kini sudah ganti status, yakni bisa dilihat secara vertikal. Konten-konten video yang tersebar di media sosial sudah banyak yang hadir dalam tampilan layar penuh tanpa harus menggunakan format landscape. Dengan menggunakan ponsel pintar secara vertikal, kamu sudah bisa melihat seluruh tampilan konten video tanpa harus mengubah posisi ponsel.

Meski tidak jadi yang pertama, Tiktok cukup banyak ambil andil dalam mempopulerkan tren konten video vertikal. Kemudian Youtube mengikuti dengan shorts-nya dan Instagram dengan reels-nya. Bahkan, Youtube juga memberikan tampilan layar penuh secara vertikal pada konten videonya walau terdapat black bar di sisi bawah dan atas video.
Tanpa disadari, konten video vertikal sebenarnya memberikan pengalaman menonton yang lebih sempurna pada ponsel pintar. Gambar video akan terlihat lebih jelas dan tajam, penonton seakan berada di dalam video tersebut.
Video landscape awalnya memang dihadirkan untuk ditonton pada perangkat besar seperti layar PC atau laptop. Bentuk layar kedua perangkat tersebut persegi panjang, sehingga cocok untuk menampilkan video dengan format landscape. Bahkan, apabila ada konten video vertikal, sang kreator bisa dianggap amatir. Sebab pada layar persegi panjang, konten video vertikal akan terlihat lebih kecil. Lebih mengganggunya lagi, sisi kiri dan kanan video vertikal akan terlihat kosong apabila dilihat lewat monitor PC maupun laptop.
Baca Juga:
Laporan yang dirilis Hootsuite dan We Are Social berjudul "Digital 2022 April Global Statshot Report" menjelaskan orang Indonesia lebih memilih ponsel pintar sebagai perangkat untuk mengakses internet. Laporan tersebut mencatat lebih dari 90 persen orang Indonesia menggunakan ponsel pintar untuk berselancar di dunia maya. Dengan begitu, video vertikal tentu lebih menarik karena cocok untuk ditampilkan pada layar ponsel yang bentuknya juga memang vertikal.
Peralihan video dengan konsep landscape semakin terlihat saat munculnya aplikasi Musical.ly. Aplikasi yang dirilis pada 2013 ini mulai terkenal di kalangan orang-orang yang kerap melakukan dance cover, karena Musical.ly menyediakan berbagai jenis musik yang dapat digunakan oleh penggunanya.

Namun, ada banyak pengaduan terkait konten pornografi yang banyak ditemukan pada aplikasi tersebut. Akhirnya Musical.ly bergabung dengan TikTok. Sama dengan aplikasi sebelumnya, TikTok juga dikenal sebagai aplikasi yang digunakan untuk cover dance dan memiliki konsep tampilan video vertikal.
Selain itu, semenjak pandemi menyerang dunia di 2020, TikTok menjadi salah satu aplikasi yang digunakan saat itu ketika orang mengisolasi diri di rumah. Konten-konten yang dihadirkan pun semakin beragam, mulai dari video lucu, konten edukatif, hingga tip dan trik.
Kehadiran konten video vertikal pada TikTok amat membantu orang di rumah saja karena bisa melihat video menggunakan ponsel pintar sambil rebahan di tempat tidur. Dilansir Good Stats, TikTok berada di urutan keempat untuk media sosial yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia sepanjang 2022. (mro)
Baca Juga: