Ganjar: Perekonomian Jateng Turun 5,9 Persen

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 08 September 2020
Ganjar: Perekonomian Jateng Turun 5,9 Persen
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kapolda, mengikuti acara Silaturahmi Kebhinekaan dan Doa Bersama’ di Benteng Vastenberg, Solo, Jawa Tengah. Senin (7/9). (MP/Ismail)

MerahPutih.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan kasus intoleransi yang terjadi di Solo pada awal Agustus lalu menjadi sorotan publik. Hal tersebut tidak boleh terulang lagi dan masyarakat harus tetap mengedepankan toleransi antar umat beragama.

Demikian diungkapkan Ganjar dalam 'Silaturahmi Kebhinekaan dan Doa Bersama’ di Benteng Vastenberg, Solo, Jawa Tengah. Senin (7/9). Hadir dalam kegiatan tersebut Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, pimpinan daerah, serta tokoh lintas agama di eks Karesidenan Surakarta.

Baca Juga

Persiapan Gibran dan Bajo Sebelum Tes Kesehatan

Selain itu, menghadirkan pembicara anggota Watimpres Maulana Al Habib Muhammad Lutfi Bin Ali Bin Yahya. Acara yang dihadiri ratusan orang tersebut diawali dengan rapid tes di Balai Kota Solo. Gibran Rakabuning Raka juga turut hadir dalam acara ini.

"Jangan lukai temen kita sendiri. Pancasila sudah final menjadi dasar negara. Saya ajak masyarakat Jawa Tengah untuk saling menghormati dan tidak saling menyakiti satu sama lain," ujar Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kapolda, mengikuti acara Silaturahmi Kebhinekaan dan Doa Bersama’ di Benteng Vastenberg, Solo, Jawa Tengah. Senin (7/9). (MP/Ismail)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kapolda, mengikuti acara Silaturahmi Kebhinekaan dan Doa Bersama’ di Benteng Vastenberg, Solo, Jawa Tengah. Senin (7/9). (MP/Ismail)

Ganjar mengungkapkan, akibat pandemi COVID-19, pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah turun 5,9 persen. Untuk bangkit, ia mengajak masyarakat saling tolong menolong.

"Ekonomi di Jateng selama pandemi turun 5,9 persen. Tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak berguna yang dapat merusak toleransi," kata dia.

Politikus PDIP ini mengingatkan pada masyarakat situasi saat ini masih pandemi sehingga harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Kalau masyarakat Jawa Tengah patuh ekonomi akan kembali pulih.

"Mari kita satukan telat kita gotong royong melawan corona. Jangan sampai terpecah belah hanya karena beda pendapat," katanya.

Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi menambahkan kegiatan tersebut dalam rangka kegiatan tersebut dalam rangka memupuk, memperkuat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mantan Kapolresta Surakarta itu juga menekankan adanya persatuan untuk melawan tindak intoleran yang belum lama ini terjadi.

"Situasi masih pandemi COVID-19 kita harus bersatu. Semua harus melawan adanya intoleransi. Kalau kita biarkan bisa berpotensi memecah belah NKRI," papar dia.

Baca Juga

Besok, Bajo dan Gibran-Teguh Jalani Tes Kesehatan di RSUD dr Moewardi

Dikatakannya, intoleransi merupakan sumber kekacauan yang akan meningkat menjadi radikalisme. Radikalisme itu tidak hanya beda, dia akan mengganti konsep NKRI. Dengan konsep lain tersebut, meskipun masih dalam wacana mereka mereka yang terpapar radikal.

"Jadi awalnya itu dari intoleransi, meningkat radikal dan meningkat lagi menjadi teroris. Kita sepakat tolak intoleransi," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)

#Ganjar Pranowo
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan