MerahPutih.com - Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Tengah mengingatkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk tidak menutup pasar tradisional saat penerapan program dua hari di rumah saja.
Kebijakan tersebut berlaku pada Sabtu (6/2) sampai Minggu (7/2) dengan tujuan menekan angka penularan COVID-19 di Jawa Tengah.
Baca Juga
Program 2 Hari di Rumah Saja, FX Rudy Ingatkan Ganjar Bahaya Klaster Keluarga
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Tengah, Suwanto mengatakan, menutup pasar tradisional selama berlangsungnya program dua hari di rumah saja yang dilakukan akhir pekan ini bukan solusi untuk menekan angka Corona di Jawa Tengah.
Ia menegaskan banyak masyarakat kecil yang menggantungkan hidup berjualan di pasar tradisional.
"Pasar tradisional merupakan jantungnya ekonomi masyarakat kecil. Kalau dimatikan dengan ditutup total selama dua hari mereka akan makan apa," ujar Suwanto, Rabu (3/2).
Suwanto menegaskan ada cara yang lebih humanis yang bisa dilakukan Pemprov Jawa Tengah dalam menekan angka kasus COVID-19. Kebijakan penutupan pasar hanya akan membuat ekonomi pedagang semakin sulit di tengah pandemi COVID-19.
"Pedagang pasar tradisional itu hidup mandiri tanpa menggantungkan bantuan dari pemerintah daerah. Kalau pasar ditutup dua hari apa dari pemerintah daerah mampu menanggung hidup keluarga mereka," kata dia.

Ia mengingatkan kepada Gubernur Jawa Tengah jika saat ini terdapat 350.000 pedagang pasar di Jawa Tengah, yang menggantungkan hidup dengan berjualan di pasar tradisional. Suwanto berharap Gubernur Jateng membatalkan penutupan pasar saat pelaksanaan program dua hari di rumah.
"Pedagang pasar tradisional selama ini berjualan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Dengan cara itu ekonomi kecil tetap jalan, corona tidak masuk pasar," tandasnya.
Terpisah, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menegaskan, Pemkot Solo kemungkinan tidak akan menutup 42 pasar tradisional di Solo pada akhir pekan ini. Sedangkan untuk mal dan pusat perbelanjaan lainnya masih akan dibahas lebih lanjut.
"Kalau pasar saya pikir tidak akan ditutup kasihan pedagang. Kalau Mal nanti saya koordinasikan lagi dengan Pak Sekda," kata Rudy.
Rudy menegaskan selama penerapan program dua hari di rumah saja, pihaknya juga memperbolehkan penjual angkringan dan PKL berjualan. Kebijakan itu diambil karena Pemkot tak punya anggaran memberikan bantuan pedagang dan penjual makanan terdampak COVID-19.
"Solo itu kota yang tidak pernah tidur. Angkringan dan lain sebagainya kan juga mesti diberi kesempatan jualan. Kami tidak mampu kalau warga menuntut kompensasi, dua hari tidak jualan," tutup Rudy. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Ganjar Bikin Program 2 Hari di Rumah untuk Tekan Corona, FX Rudy Tolak Mentah-mentah