Gangguan Ginjal Akut Pada Anak Bermunculan, IDAI Minta Investigasi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Sabtu, 15 Oktober 2022
Gangguan Ginjal Akut Pada Anak Bermunculan, IDAI Minta Investigasi
Ilustrasi anak. (Foto: Antara)

MerahPutih.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus ganguan ginjal akut pada anak di Indonesia mencapai sebanyak 152 kasus berdasarkan data yang dihimpun sejak 26 September-14 Oktober 2022.

Kasus mulai mengalami tren kenaikan pada pertengahan bulan September 2022. Pada bulan Agustus 2022 kasus yang dilaporkan ada 36 kasus, namun pada September naik menjadi 76 kasus. Sedangkan di bulan Oktober tren penemuan kasus turun menjadi 21 kasus.

Baca Juga:

42 Anak di DKI Terserang Gangguan Ginjal Akut, 25 Meninggal Dunia

Dalam laporan yang telah dihimpun melalui IDAI cabang terhitung sejak 26 September-14 Oktober 2022, terdapat enam provinsi yang melaporkan kasus terbanyak yakni DKI Jakarta 49 kasus, Jawa Barat 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus dan DI Yogyakarta 11 kasus yang didominasi oleh anak berusia 1-5 tahun.

IDAI menyatakan perlu ada investigasi lebih lanjut oleh semua tenaga kesehatan untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit gangguan atau ginjal akut yang saat ini banyak mengenai anak-anak.

Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso menekankan investigasi lebih lanjut karena sampai dengan hari ini, belum dapat diketahui penyebab pasti penyakit tersebut. Selain itu, IDAI bersama Kementerian Kesehatan masih berupaya menyusun data dari berbagai provinsi yang ada.

Ia menegaskan, meski IDAI sejak pertengahan bulan September hingga 14 Oktober 2022 melalui IDAI cabang telah mengumpulkan data, namun jumlah kasus yang dilaporkan belum dapat merepresentatifkan semua kasus yang ada.

"Beberapa rumah sakit atau provinsi bahkan belum bisa melaporkan kasus. Kayak di Jawa Timur, kami tidak ada laporan dan baru ada 16 provinsi. Jadi data akan selalu dinamis, akan selalu update supaya yang kita lakukan mulai dari infeksi, kemungkinan intoksisasi kami cari," katanya.

Ia menegaskan, sebagai bentuk mitigasi terhadap gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak, IDAI akan terus melakukan pengumpulan data penemuan kasus gagal ginjal akut dengan mengerahkan seluruh anggota IDAI cabang.

IDAI juga akan terus melakukan koordinasi keilmuan dari ahli terkait seperti unit kerja koordinasi nefrologi, infeksi, emergensi dan rawat intensif anak serta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.

"Kita sudah berkoordinasi sejak beberapa bulan lalu, begitu kasus muncul kita langsung melakukan koordinasi-koordinasi," katanya.

Piprim meminta seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat, dengan cara melaporkan kasus secara aktif.

"Tolong lakukan juga pemantauan gejala-gejala gagal ginjal akut saat perawatan atau mengedukasi tanda bahaya kepada masyarakat, saat pasien berada di masa rawat jalan," katanya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyatakan, telah berdiskusi dengan tim dari Gambia, yang menyatakan mempunyai kasus serupa tentang dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

Kementerian Kesehatan membentuk tim investigasi kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia untuk mengungkap dan menangani laju kasus, yang terdiri atas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan RSCM.

Selain itu, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes RI telah menerbitkan Keputusan Dirjen Yankes nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal.

"Hasil pemeriksaan laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), hingga kini tidak ditemukan bakteri atau virus yang spesifik. Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut, karena tidak terdeteksi dalam darah," ujarnya. (Asp).

Baca Juga:

Penyakit Ginjal Akut Serang Anak-anak, Orang Tua Diminta Terapkan PHBS

#Kemenkes #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan