SAAT ini isu LBGTQ, khususnya terkait transgender menjadi isu panas di negara barat. Salah satunya adalah di Amerika Serikat (AS) yang tampaknya terbagi menjadi dua kubu.
Di satu sisi merupakan kelompok liberal dan demokrat yang berupaya mendorong kesetaraan gender yang mempromosikan kata ganti khusus hingga mengampanyekan edukasi terkait LGBTQ.
Sedangkan di sisi lain ada kelompok republik dan konservatif yang cenderung menerima pengakuan gender ini. Namun menolak berbagai agenda dari kubu lainnya terkait isu ini. Oleh karena itulah tak heran bila ada brand besar yang mengampanyekan isu LGBTQ dapat memicu kontroversi.
Baca Juga:
Dama Kara, Brand Fesyen di Bandung yang Libatkan Anak-anak Autis

Salah satu kontroversi ini bisa dilihat dari kabar yang viral di media sosial terkait Nike. Karena pada pekan ini brand olahraga ternama dunia itu disinyalir bekerjasama dengan transgender sekaligus aktivis LGBTQ AS Dylan Mulvaney.
Mulyaney dulunya merupakan seorang aktor yang acap kali tampil di atas panggung teater. Namanya melejit ketika dirinya mulai kerap mengunggah video di TikTok tapi kepopulerannya semakin meningkat usai dirinya mengaku identitas gendernya sebagai transpuan dan mendokumentasikan proses transisinya.
Dengan berbagai konten yang mengampanyekan berbagai aspek terkait transgender, tak sedikit publik di Negeri Paman Sam yang memandangnya sebagai sosok kontroversi.
Brand olahraga Nike pun turut masuk ke dalam kontroversi itu ketika Mulvaney mengunggah konten bertuliskan paid partnership pada Rabu (5/4). Pasalnya, konten di Instagram dan TikTok itu menunjukan sosok transgender itu mempromosikan produk pakaian olahraga untuk perempuan, yang terdiri dari celana serta bra olahraga atau sports bra.
Label paid partnership menandakan bahwa terdapat kerjasama promosi antara brand dengan kreator konten dan inilah yang membuat warganet, khususnya dari sisi republik serta konservatif, merasa sebagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Baca Juga:
Punya Fitur UV Protection, Jaket UV Airism Lindungi Kulit Lebih Efektif

“Di rumah sejenak dan mengenakan pakaian olahraga yang nyaman dari legging Zenvy @nikewomen dan bra Alate! Mereka sangat nyaman dan sangat lembut, tepat untuk latihan serta jadi pakaian sehari-hari! #feelyourall #teamnike #nikepartner,” tulis Mulyaney di akun Instagram-nya.
Sebagaimana dilansir dari New York Post (6/4) komentar yang memberikan kritikan tajam pun bermunculan di postingan tersebut dan salah satunya diutarakan oleh kandidat Partai Republik di California James Bradley. “@nike baru saja keluar sebagai pembenci wanita yang sebenarnya. Seperti inilah misogini yang betulan,” tulisnya.
Bahkan sosok transgender yang pernah meraih penghargaan Woman of The Year Awards dari Glamour, yakni Caitlyn Jenner turut bersuara dan memberikan kritikan pedas terhadap keputusan Nike.
Ia memandang langkah Nike ini layaknya menghapus kesempatan bagi perempuan untuk mempromosikan produk yang memang ditujukan untuk wanita lainnya. “Kesetaraan > Inklusivitas (berhenti mencoba menghapus perempuan). Mengapa begitu ‘hitam dan putih’ dengan para mafia pelangi radikal?!” tulis Jenner di akun media sosialnya. (aru)
Baca Juga:
Intip Gaya Busana Lisa, V dan Park Bo Gum di Celine Pop-Up Store