Teknologi

Gambut untuk Bahan Baku Baterai Natrium Ion bagi Mobil Listrik

P Suryo RP Suryo R - Senin, 27 Desember 2021
Gambut untuk Bahan Baku Baterai Natrium Ion bagi Mobil Listrik
Peneliti di Estonia menemukan bahwa gambut dapat dijadikan bahan untuk baterai natrium-ion. (Foto: Unsplash/K B)

BERKEMBANGNYA mobil listrik dan jenis kendaraan listrik lainnya, tentunya membutuhkan baterai sebagai pemberi daya penggeraknya.

Untuk itu peneliti di Universitas Tartu Estonia, menemukan bahwa gambut dapat dijadikan bahan untuk memproduksi baterai. Kabarnya dengan bahan gambut ongkos produksi terpotong banyak.

Baca Juga:

Elon Musk Tidak Tertarik dengan Teknologi Metaverse dan Web3

gambut
Baterai gambut sedang diusahakan dapat digunakan untuk mobil listrik. (Foto: Pexels/mike )

Mengutip dari Green Car Reports, penelitian itu menunjukan bahwa gambut dapat digunakan untuk menurunkan biaya baterai natrium-ion untuk mobil listrik. Ini berpotensi memberikan alternatif penggunakan lithium-ion yang saat ini dominan.

Baterai natrium-ion menawarkan keuntungan potensial untuk menghilangkan lithium, kobalt, dan nikel. Dipanen dari rawa, gambut akan menjadi bahan baku yang jauh lebih murah, dibandingkan bahan baku lainnya. Para peneliti mengklaim baterai natrium-ion tiga sampai lima kali lebih murah daripada baterai lithium-ion.

Untuk itu Orang Estonia sudah memanen sekitar satu juta ton gambut setiap tahun untuk berkebun dan kebutuhan alat pemanas. Gambut yang umumnya dipanen oleh orang Estonia adalah gambut yang ada di lapisan atas saja. Padahal menurut para peneliti lapisan yang lebih tua yang berada di bawah lebih cocok untuk dijadikan bahan baku baterai baterai.

Baca Juga:

Lifehack Saat Menggunakan Handphone

gambut
Gambut dijadikan bahan baku untuk memproduksi baterai natrium-ion. (Foto: Pexel/stefania saturni)

Gambut yang diambil kemudian dijadikan bubuk dan dicuci untuk mengekstrak jumlah mineral maksimum. Kemudian dikeringkan dan ditempatkan dalam oven pada suhu 300 derajat hingga 400 derajat Celcius. Natrium oksida dan seng klorida kemudian ditambahkan, diikuti oleh sesi lain dalam oven yang lebih panas.

Proses tersebut menghasilkan material yang dapat digunakan untuk anoda. Kemudian untuk katoda, peneliti menggunakan garam yang diekstraksi dari air garam. Peneliti mengklaim bahwa hasilnya adalah baterai yang dapat menyamai kepadatan energi kimia lithium-ion.

Seperti semua penelitian, perlu dicatat bahwa hasil lab yang menjanjikan tidak secara otomatis mengarah pada produk yang layak secara komersial. Namun, baterai natrium-ion layak mendapat perhatian. Secara mengejutkan CATL pada tahun ini mengatakan bahwa baterai natrium-ion layak secara komersial. (jhn)

Baca Juga:

Kenapa Jendela Pesawat Selalu Bundar?

#Teknologi #Teknologi Baterai #Mobil Listrik
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan