Gagal Bawa Pulang Kotak Hitam Lion Air Semalam, Panglima TNI Kecewa Berat

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Kamis, 01 November 2018
Gagal Bawa Pulang Kotak Hitam Lion Air Semalam, Panglima TNI Kecewa Berat
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kepala Basarnas Muhammad Syaugi. Foto:basarnas.go.id

MerahPutih.com - Dugaan kuat lokasi titik keberadaan kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di Laut Jawa sudah terdeteksi sejak Rabu (31/10) semalam. Namun, sejumlah kendala di dasar laut menghalangi tim penyelam untuk mengevakuasi kotak hitam hingga saat ini.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang langsung ikut dalam kapal yang berhasil menangkap sinyal ping dari kotak hitam tak bisa menutupi kekecewaannya gagal membawa pulang alat yang bakal berperan penting dalam mengungkap penyebab kecelakaan itu semalam.

"Saya melihat sendiri gambar-gambar dari ROV. Saya juga mendengar sendiri sinyal yang dipancarkan dari Ping Detector. Bahkan, tadi saya berharap dapat mengambil blackbox sebelum kembali ke Posko. Namun, arus bawah air memang sangat kencang sehingga kami belum bisa menemukannya," kata Panglima Hadi, sebagaimana dilansir laman resmi basarnas.go.id, Kamis (1/11).

panglima
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kepala Basarnas Muhammad Syaugi di atas kapal yang mencari kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610. Foto:basarnas.go.id

Untuk diketahui, lokasi kotak hitam diduga kuat berada tidak jauh dari koordinat pesawat hilang kontak di 05.46.15 Lintang Selatan dan 107.07.16 Bujur Timur dengan kedalaman diperkirakan sekitar 32 meter di bawah permukaan Laut Jawa perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala Basarnas Muhammad Syaugi mengakui ada sejumlah kendala yang ditemukan tim semalam sehingga belum bisa langsung mengangkat kota hitam pesawat.

Menurut Syaugi, tim SAR mengalami kendala cukup sulit karena area itu memiliki arus bawah laut cukup deras. Tidak hanya itu, di dasar perairan terdapat peralon-peralon pipa milik Pertamina yang menyebabkan kapal tim penyelam untuk lego jangkar.

"Akibatnya, kapal-kapal tidak stabil dan terbawa arus, termasuk ROV yang diluncurkan di dalam air. Tim penyelam juga beresiko (tidak aman) untuk melanjutkan pencarian," imbuh orang nomor satu di Basarnas itu.

penyelam
Penyelam di daerah perairan Tanjung Kerawang lokasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610. Foto:basarnas.go.id

Kabasarnas menjelaskan saat ini timnya telah koordinasi dengan Menteri ESDM untuk meminta izin dan memastikan kawasan-kawasan yang bisa untuk lego jangkar.

"Itu kendala yang kami alami sampai saat ini. Selanjutnya, kami menunggu arus bawah laut tenang. Jika memungkinkan, malam ini juga tim underwater kami akan beroperasi," tandas dia. (*)

#Lion Air JT610 Jatuh
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan