PENGOBATAN penyakit mioma uteri atau miom pada rahim kini lebih praktis dan efektif berkat kemajuan teknologi. Tindakan medis pada miom tak perlu lagi melalui operasi nan memberikan bekas sayatan atau jahitan pada tubuh pasien. RS Abdi Waluyo meresmikan Focused Ultrasound Ablation (FUA), Selasa (19/9), untuk memberikan penanganan lebih baik lagi kepada pasien mioma uteri.
"Mioma atau fibroid rahim merupakan pertumbuhan otot dan jaringan yang terbentuk di dalam atau di dinding rahim. Ini biasanya merupakan tumor jinak yang umum terjadi pada perempuan," ujar dr. Sigit Pradono Diptoadi, Sp.OG selaku Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Abdi Waluyo, pada peresmian FUA.
Baca Juga:
Mioma, lanjut Sigit, dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyeri, keputihan jangka panjang, sering buang air kecil, sembelit, pembesaran perut, hingga pendarahan vaginal yang berat dan tidak teratur. Meskipun demikian, beberapa perempuan juga tidak bergejala sehingga tidak menyadari bahwa dirinya mengidap fibroid.

Adanya instalasi FUA bertujuan untuk melengkapi ketersediaanya alat-alat medis untuk mengobati berbagai kondisi medis, salah satunya miom di rahim. "Hal ini yang mendorong kami menghadirkan inovasi teknologi terbaru, yaitu FUA, yang kami harap akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Berdasarkan penelitian, pada tahun 2019 kasus mioma mencapai 226 juta di seluruh dunia, di mana 9,64 juta di antaranya merupakan kasus baru. Sekitar 20-25 persen kasus mioma ditemukan pada perempuan berusia produktif, sementara 30-40 persen ditemukan pada perempuan berusia di atas 40 tahun.
Baca Juga:
Sigit juga menyarankan pasien yang memiliki faktor risiko agar selalu berhati-hati. Memang, kebanyakan mioma tidak menyebabkan komplikasi serius, namun jika dibiarkan bisa menimbulkan rasa nyeri, pendarahan hebat yang menyebabkan anemia berat, infertilitas dan keguguran (meskipun jarang).
"Mioma dengan jenis dan derajat tertentu juga berpotensi meningkatkan risiko pada masa kehamilan, seperti placental abruption, hambatan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur.

Hadir di kesempatan sama, dr. Relly Y. Primariawan, Sp.OG (K), selaku dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi menjelaskan penanganan mioma dapat dilakukan dengan beberapa macam cara, baik dengan obat-obatan, tindakan pembedahan, maupun dengan tindakan non-invasif yaitu FUA.
“FUA adalah teknologi terapeutik non invasif yang memusatkan pancaran ultrasonografi ke target area yang sakit, mengakibatkan peningkatan suhu pada titik target hingga 60? hingga 100?, untuk menimbulkan kematian jaringan di area target (mioma) tanpa merusak organ di sekitarnya," papar Relly.
FUA dilakukan dengan pencitraan USG langsung secara real-time untuk memantau proses ablasi yang sedang berjalan. Hal ini memungkinkan dokter mengobati penyakit dengan aman dan terukur, tanpa sayatan, tanpa pendarahan, serta mempertahankan struktur dan fungsi organ,” jelasnya. (aqb)
Baca Juga: