Francisco Sagasti Jadi Presiden Peru di Tengah Gejolak Dalam Negeri
MerahPutih.com - Legislator Peru Francisco Sagasti disumpah sebagai presiden sementara pada Selasa (17/11). Dia dipilih Kongres dalam usaha mengembalikan stabilitas negara yang mengalami protes mematikan dan lengsernya dua presiden dalam dua pekan terakhir.
Legislator dari Partai Ungu aliran tengah itu diharapkan menjalankan masa tugasnya hingga Juli tahun depan, dengan pemilu presiden baru yang dijadwalkan 11 April 2021.
Baca Juga:
Bangsa Andes itu terguncang sejak pelengseran mendadak dalam sidang pemakzulan terhadap pemimpin merakyat Martin Viscarra pada 9 November.
Pencopotan Viscarra, yang punya agenda anti-suap itu, menyebabkan ketegangan dengan kongres, memicu protes penuh kekerasan dengan korban meninggal para pemuda.
Pengganti Vizcarra, Manuel Merino, mundur pada Minggu setelah menjabat hanya lima hari.
Pengangkatan Sagati tampak meredakan ketegangan, meski ada keraguan mendalam dari para politisi negara itu. Pada Senin malam, ratusan orang demo di ibu kota Lima, menyerukan konstitusi baru dan "keadilan bagi korban yang jatuh."
"Saya pikir Sagasti adalah orang yang memberi jaminan demokratis, yang dapat melewati peralihan menuju pemerintahan baru yang akan diterima tanpa masalah," kata seorang pedemo, Paloma Carpio, seperti dikutip Antara.
Jose Murguia, yang juga memprotes, kurang yakin.
"Jujur saja, ini sampah yang sama. Kedoknya telah berubah namun semuanya sama saja," katanya.
Baca Juga:
Sagasti, 76, insinyur dan bekas pejabat Bank Dunia, belum menyebut kabinetnya. Namun mengatakan, dia terbuka untuk memasukkan para menteri dari pemerintahan Vizcarra, yang dapat membuka pintu bagi kembalinya menteri ekonomi terbaik, Mara Antonieta Alva.
"Jika mereka merupakan orang-orang berpengalaman, berintegritas dan berhasrat untuk kerja, saya kira kami akan keliru mengesampingkan mereka," kata Sagasti kepada stasiun televisi lokal Canal N.
Sagasti merupakan presiden keempat dalam waktu kurang dari tiga tahun setelah lengsernya Vizcarra dan Merino dan mundurnya Pedro Pablo Kuczynski pada 2018 atas tuduhan korupsi. (*)
Baca Juga:
Puluhan Murid Terinfeksi Wabah Baru, Sekolah di Fujian Ditutup