Foto Hasil AI Menangi Penghargaan, Fotografernya Tolak Penghargaannya


Boris Eldagsen menolak penghargaannya usai berhasil memenangi salah satu kategori di Sony World Photography Award. (Foto: Instagram/Boris Eldagsen)
DEBAT seputar kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) hingga kini masih terus memanas dan bergulir di ranah seni hingga teknologi. Bahkan Pihak Goldman Sachs pernah memberikan prediksi bahwa AI berpotensi mengganti ratusan juta pekerjaan manusia.
Kemudian di ranah seni, tak sedikit seniman yang khawatir bahwa karya mereka bisa dipandang sebelah mata daripada hasil kerja AI. Debat panas inilah yang akhirnya mendorong seniman dari Jerman memasukkan karya AI ke penghargaan fotografi dunia Sony World Photography Award.
Aksi ini dilakukan oleh Boris Eldagsen. Aksinya bukan untuk menunjukan bahwa AI mampu mengganti karya manusia. Sebaliknya, ia ingin membuka mata dunia dan mengajak diskusi bagaimana masa depan dunia fotografi serta hubungannya dengan kecerdasan buatan.
Foto hasil AI berjudul Pseudomenesia: The Electrician yang dirancang Eldagsen untuk kategori Creative Open di Sony World Photography Award malah memenangi kategori tersebut.
Baca juga:

Saat menghadiri perhelatan prestisius itu, seniman tersebut menolak menerima penghargaan tersebut dan mengungkapkan bahwa ini merupakan karya yang dibantu oleh AI. Eldagsen mengungkapkan alasan di balik penolakan tersebut.
“Gambar AI dan fotografi tidak boleh bersaing satu dengan lainnya di penghargaan seperti ini. Keduanya merupakan entitas yang berbeda. AI bukanlah fotografi, oleh karena itu saya tidak akan menerima penghargaan tersebut,” ungkapnya seperti dikutip BBC (17/4).
Eldagsen mengakui bahwa aksi itu terbilang nakal dan mempertanyakan apakah juri penghargaan itu menyadari atau mencurigai bahwa Pseudomenesia: The Electrician merupakan sesuatu yang dibuat oleh AI.
Walaupun demikian, ia tetap berterima kasih kepada pihak Sony World Photography Award karena menjadikan ini sebagai momen bersejarah dan mendorong pembahasan mengenai AI serta fotografi.
Baca juga:

Perwakilan Organisasi Fotografi Dunia menanggapi ramainya isu mengenai kemenangan karya AI. Mereka menyebutkan, pihak penyelenggara penghargaan memang sempat berdiskusi dengan Eldagsen terkait karya tersebut.
Ia memang mengakui bahwa AI menjadi ‘kolaborator’ dalam menghasilkan foto yang ia masukkan untuk penjurian. Organisasi itu tetap menerima foto tersebut.
Pertimbangannya, walau menggunakan AI, gambar itu tetap dibuat dengan pengetahuan fotografi yang kuat dari seniman itu.
“Kategori kreatif dari kompetisi terbuka menyambut berbagai pendekatan eksperimental untuk pembuatan gambar, dari sianotipe dan rayograf hingga praktik digital mutakhir," demikian pernyataan Organisasi Fotografi Dunia.
Dengan demikian, setelah mereka berkorespondensi dengan Eldagsen dan mendapat jaminan yang dierikan, mereka merasa entri Eldagsen memenuhi kriteria untuk kategori ini.
"Dan kami mendukung partisipasinya,” tambah Organisasi Fotografi Dunia. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Keseruan Hari Pertama LaLaLa Fest 2025 Bareng OPPO Reno 14 Series, Hasil Fotonya Enggak Kaleng-kaleng!

DeepSeek-R2 Segera Meluncur, Tiongkok Mulai Kembangkan AI Domestik

Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Mau Saingi ChatGPT-5, DeepSeek-R2 Segera Diluncurkan Akhir Agustus 2025

Apple Diam-diam Kembangkan Mesin Pencari AI, Siap Jadi Pesaing Berat ChatGPT dan Gemini

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Ini Dia 3 Teknologi Rahasia Transjakarta yang Bakal Bikin Penumpangnya akan Lebih Mudah

Optimalkan Layanan Pelanggan, Transjakarta Manfaatkan Teknologi AI

Fitur Baru Google Photos Kini Bisa Pertahankan Kualitas HDR setelah Diedit

Cara Pakai Gemini CLI: Tool AI Gratis Google untuk Developer
