Lapsus Jejak Seni Bela Diri Tionghoa

FOBI Bawa Barongsai Ukir Prestasi

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 16 Februari 2018
FOBI Bawa Barongsai Ukir Prestasi
Sekretaris Jenderal Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI), Xaverius Djunair saat mengunjungi kantor pusat media Merahputih.com di Gading Serpong. (Merahputih.com/Rizki Fitrianto)

MESKI baru terbentuk pada 9 Agustus 2012 lalu, namun Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) berhasil menunjukkan taring di sejumlah kejuaraan dunia. Pengurus Besar (PB) FOBI mampu membawa tim barongsai Indonesia menjadi layaknya singa jantan yang tak pernah gentar hadapi lawan.

Hal itu dibuktikan saat kontingen atlet barongsai Indonesia mengikuti kejuaraan internasional di Shanghai, Tiongkok, 21 sampai 25 September 2017 lalu. Dalam perlombaan tersebut, kontingen Indonesia berhasil mengukir prestasi dengan mendapatkan beberapa medali.

"Kontingen Indonesia bawa pulang 1 perak dan 3 perunggu. Masing-masing untuk kelas Pekingsai, Barongsai Halang Rintang, dan Taulo," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) FOBI Xaverius Djunair saat melakukan kunjungan ke kantor Merahputih.com di Serpong, Tangerang, Selasa (14/2).

Setelah berhasil menorehkan prestasi di Shanghai, kata Xaverius, kontingen barongsai Indonesia melanjutkan perjuangan ke Yanchow dari tanggal 26 sampai 29 September. Pada event tersebut, berhasil mendapatkan 3 medali; 1 perak dari kelas Halang Rintang dan 2 perunggu masing-masing dari Pekingsai dan Liong.

Atas capaian prestasi tersebut, Xaverius mengatakan bahwa perjuangan para atlet barongsai belum selesai dan masih banyak yang harus ditingkatkan. Sebab, negara-negara yang menjadi lawan kuat seperti Tiongkok dan Malaysia masih berada di atas kertas dari Indonesia.

"Tapi kalau para atlet semakin giat berlatih, saya yakin kita bisa kalahkan mereka. Untuk menjadi juara, selain bakat, tentu juga mesti didukung dengan latihan yang kuat," katanya.

Di samping itu, jelas Xaverius, untuk memompa semangat para atlet PB FOBI juga akan terus berupaya memerhatikan para pejuang olahraga itu dalam berbagai hal, termasuk kesejahteraan.

"Sampai sejauh ini, kesejahteraan tetap menjadi prioritas kami kepada atlet. Karena itu, harapan kami semoga barongsai Indonesia bisa menjadi sosok 'singa' yang menakutkan bagi dunia," tandasnya.

Sebagai informasi tambahan, barongsai merupakan salah satu tarian tradisional dari Tiongkok yang menyerupa bentuk singa. Selain barongsai, dalam kesenian tari tradisional tersebut juga ada tarian naga dan tarian pekingsai.

Kesenian barongsai diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17. Orang-orang Tiongkok Selatan yang datang ke Indonesia kemudian hari membentuk perkumpulan Tionghoa Hwe Koan.

Setiap perkumpulan Tionghoa Hwe Koan dipastikan memelihara kesenian tradisional sebagai identitas. Namun, pada tahun 1965 seiring melutusnya Gerakan 30/S, segala bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dihentikan.

Pada zaman kepemimpinan Gusdur (20 Oktober 1999-23 Juli 2001), kebudayaan serta kesenian Tionghoa kembali diberi ruang hingga saat ini. (*)

#Lapsus Bela Diri Tionghoa #Barongsai #PB FOBI
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan