NUANSA lebaran kini masih terasa. Memberi angpau lebaran ke kerabat terutama anak-anak, keluarga besar, maupun saudara sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Lebaran merupakan hari yang dinanti bagi umat muslim di seluruh dunia.
Namun, perayaan ini juga memberikan kesempatan bagi umat non muslim untuk ikut merasakan tradisi berbagi angpau lebaran. Sama seperti halnya dengan seorang mahasiswi asal Semarang, Irene Putri Wibowo yang saat merayakan hari raya ikut memeriahkan dengan keluarganya.
Baca Juga:
Flexing Versus Humblebragging, Dua Cara Unjuk Gigi Serupa Tapi Tak Sama

“Iya setiap pulang ke Semarang waktu libur lebaran, aku masih rayain sih. Walaupun agama ku non islam tapi di keluarga besar mamaku masih ada yang muslim,” ungkap Irene kepada merahputih.com, selasa (25/4).
Tak hanya itu, ia mengaku walaupun dirinya menganut agama Kristen, tradisi memberikan uang saat lebaran memang sudah secara turun-menurun di keluarga besar mamanya. Lalu, besaran uang yang diterima pun bukan menjadi capaian supaya bisa dilihat orang lain sebagai sesuatu yang mewah.
Berapapun besarnya yang telah diterima langsung dari kerabatnya, seorang mahasiswi asal Semarang ini tetap menerima dan angpau lebaran bukanlah menjadi penanda status atau sumber flexing untuk foya-foya.
“Iya apalagi keluarga besar dari mamaku belum tentu semua ngasih amplop. Dan balik lagi ke kondisi keluarga juga, karena bisa saja pas lagi kumpul waktu lebaran kemarin itu mereka enggak lagi akrab. Jadinya enggak dapet angpau banyak,” lanjutnya.
Irene tak pernah resah ketika dirinya mendapatkan angpau lebaran dengan jumlah yang sangat terbatas. Dia memanfaatkan uang lebaran yang telah diberikan oleh kerabatnya untuk membelikan barang kebutuhan.
Baca Juga:

“Nah dari angpau lebaran itu karena aku dapetnya enggak banyak, jadi enggak bisa di tabung. Jadi yaudah aku beli barang kebutuhan saja kayak aku beli yang lebih berguna misalnya baju, celana, dan tas,” tutur Irene.
Momen ini memang hanya bisa dirasakan setahun sekali dalam seumur hidup dan selalu dinanti oleh umat muslim yang merayakannya. Tetapi bukan hanya umat muslim saja, bahkan orang yang tidak merayakannya pun juga ikut merayakannya dengan cara yang berbeda.
Pasalnya, hal ini sangat berbanding terbalik dengan seorang mahasiswi tingkat akhir, asal Yogyakarta, Anabelle Gleichman yang beragama Katolik.
“Walaupun aku bukan muslim, kemarin sih emang rayain lebaran di rumah tante di Jogja. Tapi karena di keluarga besar mamaku ada yang muslim juga jadi sekalian ikut rayain juga,” ujar Belle kepada merahputih.com.
Selain ajang bertemu kangen dengan keluarga besar ataupun kerabat terdekat saat libur lebaran, Irene dan Belle juga menggunakan kesempatan lebaran ini untuk bersilahturahmi dan mendapatkan angpau dengan jumlah yang terbatas. Tetapi hanya saja kebutuhannya yang berbeda seperti ia memilih untuk angpau lebaran yang telah diberikan kini ditabung. (dkr)
Baca Juga:
Peneliti Beberkan Alasan Orang Gemar Flexing Kegiatan Berolahraga